Sekumpulan pria baru membubarkan diri dari lapangan basket indoor. Mereka berhambur ke segala arah, beberapa di antaranya ada yang langsung masuk ke ruang ganti. Seperti biasa, sehabis latihan rutin mereka akan langsung bersih-bersih dan berganti pakaian di sana.
"Bum, nanti malam ikut tidak?" tanya Karel yang mengimbangi langkah kawannya.
Mereka sama-sama berjalan ke arah loker.
"Ke mana?"
"Ck, gimana sih, kita kan di undang ke acara ulang tahunnya Giselle. Masa kau lupa?"
"Oh, enggak kayaknya."
"Eh, kenapa?"
"Males."
"Mentang-mentang jomlo jadi mendadak introvert gitu?"
Kim Bum mendecih, "Bukan begitu, aku memang sedang tidak minat keluar saja."
"Tingkatkan minatmu, banyak adik tingkat yang datang loh, siapa tahu dapat gebetan baru."
"Kau saja sana pergi, tak usah pedulikan aku."
"Hhh, susah sih kalau punya teman yang hidupnya seperti papan. Lurussss terus, pantas saja Monica bosan padamu. Sudah ah, aku mandi duluan," pamit Karel berlalu begitu saja.
Sementara Kim Bum tidak terganggu sama sekali dengan ejekan temannya. Ia lanjut membuka loker untuk mengambil handuk dan peralatan mandi lainnya. Namun, ketika loker itu dibuka, hal pertama yang dia temukan justru minuman isotonic dingin disertai sepucuk stickey notes bertuliskan,
Hari ini permainan basket Kak Kim Bum keren sekali seperti biasanya. Semangat terus ya, jangan lupa diminum minumannya. Itu minuman kesukaan kakak, kan?
~So Eun
Kim Bum mengernyit setelah membacanya. Bagaimana bisa gadis bernama So Eun itu menyimpan minuman di dalam lokernya? Tadi kondisi loker itu masih terkunci, jelas sekali Kim Bum yang membukanya.
Kejadian semacam ini memang bukan kali pertama dialami pria itu. Dia cukup sering menerima pemberian para gadis atau penggemar, entah itu makanan, bunga, barang, dan jelas disertai sepucuk surat semacam itu. Sehingga Kim Bum tidak begitu kaget, dia hanya heran kenapa gadis itu bisa membuka lokernya? Jujur saja, itu agak mengerikan. Kim Bum menyimpan kembali minumannya di loker kemudian bergegas mandi sesuai rencana awal.
***
Malam hari sekitar pukul delapan, Kim Bum sedang mengerjakan tugas kuliah di kamarnya. Ia duduk bersandar di atas ranjang dengan laptop di pangkuannya. Tugas itu memang tidak begitu banyak dan sebentar lagi akan selesai. Pria itu membenarkan kacamatanya kemudian tak sengaja melirik minuman isotonic yang entah mengapa ia bawa pulang. Tidak diminum atau dibuang, tapi dibawa saja tanpa alasan. Biasanya juga kalau mendapat hadiah dari para gadis maka Kim Bum akan membagikannya tapi kali ini tidak.Dari jarak yang lumayan jauh, Kim Bum kembali membaca nama yang tertulis di stickey note. Rasanya pria itu tidak asing dengan nama tersebut. Kim Bum sedang berusaha mengingat, namun ia tak menemukan memori apa pun. Karena beberapa kali hilang fokus gara-gara minuman itu, Kim Bum pun memutuskan untuk mengambilnya dari meja nakas dan menghabis sekaleng minuman isotonic itu. Semoga saja tidak ada racun atau hal sejenisnya dalam minuman itu. Demikian harapan Kim Bum. Tak lama berselang, sebuah pesan singkat di aplikasi muncul.
Kim Bum memeriksanya karena kebetulan dia sudah menutup laptop, yang berarti tugasnya beres. Nomor tak dikenal muncul paling atas. Segera pria itu buka dan kerutan di dahinya kembali bermunculan.
unknown
Halo Kak Kim Bum, selamat malam.Kim Bum
Malam, maaf, siapa ya?