My Lady Boss #5

470 67 15
                                    

Ditinggalkan saat lagi sayang-sayangnya. Apa yang akan kalian lakukan jika mengalami hal itu?

Jujur So Eun hilang arah, ya, saat ini dia sedang mengalami perasaan menyebalkan itu. Ia tahu betul bahwa tidak pernah ada kata cinta yang terucap dari mulut Damar untuknya. Tapi gadis itu sudah telanjur mengasihi Damar dan menggantungkan harapan lebih agar hubungan mereka bisa berkembang sesuai dengan apa yang So Eun impikan. Ia kira hubungan jarak jauh yang selama ini dilakukan bersama Damar memiliki tempat spesial di hati pria itu. Nyatanya hanya So Eun yang menganggapnya demikian sementara Damar tidak.

Tadi siang, di kantor, bu Miranda memanggilnya. Wanita itu memeluk So Eun riang dan mengucap terima kasih berulang kali. So Eun jelas heran melihat sikap atasannya yang tidak biasa. Ada angin apa dia tiba-tiba begitu? Terus memuja So Eun seakan sekretarisnya itu sudah berhasil memberikan anugerah terindah dalam hidup bu Miranda. Setelah dicari tahu, ternyata yang membuat bu Miranda seperti itu adalah karena dia baru mendapat kabar bahwa Damar sudah memiliki kekasih di Korea dan siap merencanakan pernikahan. Bahkan, pria itu juga katanya akan memutuskan untuk pindah negara mengikuti calon istrinya.

Pihak keluarga perempuan sudah mengadakan pertemuan dengan Damar, untuk membahas resepsi berikut pengaturan tempat pelaksanaan dan juga konsepnya. Hati So Eun langsung mencelos mendengar itu. Pantas saja Damar sulit dihubungi dan mereka sudah lost contact selama satu bulan. Ternyata itu alasannya, Damar sibuk mempersiapkan pernikahan sedangkan So Eun sibuk berekspektasi bahwa dia bisa bersatu dengan Damar. Miris bukan?

"Sso, kamu kenapa sih melamun terus dari sepulang kerja? Ada apa, coba cerita?" tanya Nana khawatir.

"Aku lagi patah hati, Na. Tapi aku enggak bisa nangis karena merasa enggak pantas untuk melakukannya."

"Maksud kamu?"

"Mas Damar mau nikah, Na. Selama ini dia cuma menganggap aku teman dan tidak ada yang spesial dari hubungan kami. Semua ini memang salah aku, bisa-bisanya berharap pada seseorang yang enggak sebanding denganku. Dia itu terlalu sempurna, jelas aku bukan levelnya. Bodoh banget aku sempat berharap lebih."

"Wah, berengsek juga ya itu orang. Sudah manggil kamu sayang, nelpon rutin tiap malam terus tiba-tiba ngilang, sekalinya muncul lagi langsung mengumumkan pernikahan? Gila!"

"Aku harus gimana dong, Na? Dadaku rasanya sesak banget, sumpah inikah yang namanya patah hati?"

"Aduh, gimana ya Sso, aku juga tidak paham. Soalnya aku kan belum pernah jatuh cinta apalagi patah hati. Tapi kamu tenang saja, aku akan selalu menemani masa sedihmu ini."

"Sekarang berat banget buat aku membayangkan mas Damar bahagia sama perempuan lain. Aku ... aku udah telanjur sayang sama dia, Na. Aku enggak nyangka semua perkataanku sama bu Miranda bakal jadi nyata begini. Awalnya aku bilang kalau pak Damar sudah ada gebetan di Korea itu semata-mata untuk membuatnya tenang dan tidak terus meneror mas Damar. Siapa sangka coba, tanpa aku tahu ternyata Mas Damar benar-benar terlibat hubungan dengan seseorang."

"Kamu tahu siapa orang yang akan dinikahi pak Damar itu?"

So Eun menggeleng lemah.

"Aku enggak tahu, tapi katanya dia seorang model dari agensi ternama. Dari popularitas dan gaya hidup sepertinya mereka sangat cocok. Berasal dari strata sosial yang setara, tidak sepertiku. Hanya gadis kampung yang merantau ke kota untuk mengubah nasib."

"Aduh, Sso, jangan terus meratap seperti ini. Aku jadi bingung harus bicara apa. Sudah ya, nanti kamu akan dipertemukan dengan orang yang lebih baik dari pak Damar. Dia red flag banget sumpah. Seharusnya orang kayak gitu dijauhi dari awal!"

"Mana aku tahu dia laki-laki red flag, Na. Seingatku dia baik dan sopan, tidak pernah neko-neko dan sayang banget sama ibunya. Family man banget."

Mini SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang