-17-

834 133 21
                                    

Setibanya dilantai 2, terlihatlah siswa siswi yang sudah memenuhi toilet.

"Ketepi woi!" Teriak Jisoo.

Dengan segera semua siswa siswi itu memberikan jalan kepada Jisoo.

"Sayang!" Jisoo memangku kepala Rose yang pingsan. Dia juga dapat melihat darah yang ada dihidung sang pacar.

"Ji, bawa ke UKS!" Arah Jennie tidak kalah paniknya.

"Sayang, bertahan ya" bisik Jisoo. Dia menggendong Rose ala bridal style dan membawa pacarnya itu menuju ke UKS.

Setibanya disana, Rose dibaringkan diatas brankar dan petugas UKS langsung memeriksa kondisi Rose.

"Apa yang terjadi kepada dia?" Tanya Jisoo dengan nafas yang memburu.

"Suhu badannya terlalu tinggi" ujar petugas UKS "Dia mengalami demam panas" lanjutnya.

"Apa parah?" Tanya Jisoo khawatir.

"Mendingan dia dibawa kerumah sakit saja untuk pemeriksaan yang lebih rinci"

"Tidak perlu" mereka sontak menatap kearah Rose yang sudah membuka matanya.

"Ochie, ayo kerumah sakit" ujar Jisoo menggenggam tangan Rose.

"Aku baik baik saja Ji. Aku hanya butuh istirahat" ujar Rose tersenyum meyakinkan.

"Ji, mendingan lo bawa Rose pulang. Biar gue ngomong sama guru" ujar Irene.

"Baiklah. Thanks" ujar Jisoo

"Tas lo sama tas Rose biar gue sama yang lain bawa pulang. Nanti sore gue sama yang lain akan kerumah Rose" ujar Jennie.

Jisoo mengangguk faham "Ayo Sayang, kita pulang"

Rose yang kembali merasakan pusing dikepalanya hanya mampu mengikuti Jisoo dengan patuh.

Mereka akhirnya berlalu pulang menggunakan mobil Rose. Superbike Jisoo pula hanya akan ditinggalkan diparkiran.

*

"Rose kenapa!?" Tanya Chanyeol ketika Jisoo membawa Rose pulang.

"Tadi Rose pingsan disekolah. Dia demam terus mimisan" jelas Jisoo.

"Lo bawa dia kekamar sekarang" ujar Chanyeol tidak kalah khawatirnya.

Jisoo mengangguk dan langsung membawa Rose menuju kekamar "Kenapa tidak bilang sama aku kalau kamu sakit hurm?" Tanya Jisoo mengelus kepala Rose yang sudah terbaring diatas kasur.

"Aku harus menyelesaikan urusan osis Chu. Kita bakalan lulus sekolah jadi jawatan ketua osis akan diberikan kepada adek kelas" jelas Rose.

"Tapi kesehatan kamu lebih penting. Jangan sakit sakit lagi ya. Aku khawatir"

Rose tersenyum tipis dengan bibir pucatnya "Aku sakit biasa saja kamu sudah khawatir, gimana kalau aku mati nanti coba?" Ujarnya bercanda.

"Sayang, jangan bilang seperti itu. Aku tidak sanggup membayangkannya. Kalau kamu mati, aku akan menyusul kamu"

"Hey, jangan seperti itu Chu" Rose menangkup kedua pipi Jisoo "Kalau sesuatu terjadi sama aku, kamu harus meneruskan kehidupan kamu. Aku yakin kamu bisa menemukan pengganti yang lebih baik dari aku dan mungkin saja saat itu kamu sudah melupakan aku"

Jisoo menegang tangan Rose yang berada dipipinya itu "Tidak Ochie. Jichu tidak akan melupakan Ochie. Jichu tidak mau kehilangan Ochie. Don't go" lirihnya dengan mata berkaca kaca. Firasatnya tiba tiba saja menjadi buruk dan dia benar benar ketakutan. Dia tidak sanggup untuk kehilangan Rose, wanita yang dia cintai lebih dari dirinya sendiri. 

Drtt drtt

Jisoo menghembuskan nafasnya dengan kasar sebelum mengangkat panggilan dari sang Mommy "Helo Mom"

"Ji, kamu masih disekolah?"

"Tidak Mom. Aku dimansion Rose"

"Kamu bolos?!"

"Aniyo! Tadi Rose pingsan disekolah makanya aku bawa dia pulang"

"Astaga. Kenapa calon menantu Mommy pingsan? Kamu sakitin dia hah!?!"

Jisoo mendengus "Aku tidak mungkin menyakiti dia Mom. Dia pingsan gara gara demam. Dia capek"

"Mommy akan kerumah Rose sekalian bawakan bubur untuk dia. Kamu jaga dia baik baik"

"Baiklah Mom. Sekalian Mommy bawakan obat juga ya"

"Baiklah"

Panggilan akhirnya berakhir "Nanti Mommy kesini sekalian bawakan bubur sama obat untuk kamu"

Rose hanya mengangguk dan bersamaan dengan itu, masuklah Chanyeol yang membawa satu baskom air bersama handuk.

"Biar gue saja Hyung" Jisoo mengambil handuk bersama baskom air itu dan mengompres dahi Rose.

"Kamu tidak mau kerumah sakit?" Tanya Chanyeol menatap sang adek dengan khawatir.

"Aku hanya demam biasa Oppa. Jangan khawatir" sahut Rose.

"Baiklah. Kamu mau makan apa? Biar Oppa belikan" ujar Chanyeol.

"Tidak perlu Hyung. Nanti Mommy akan kesini untuk membawa bubur sama obat untuk Rose" timpal Jisoo.

Chanyeol mengangguk faham "Lo tolong jagakan adek gue ya. Kalau ada apa apa, panggil saja gue diruang kerja gue"

"Baiklah Hyung"

Chanyeol akhirnya berganjak memasuki ruang kerjanya untuk menyelesaikan pekerjaannya yang belum selesai itu.

Beberapa menit kemudian, sosok yang ditunggu tunggu akhirnya tiba. Jieun berjalan memasuki mansion Rose setelah Jisoo membukakan pintu kepadanya.

"Rose ada dikamar. Ayo Mom" ujar Jisoo membawa Jieun menuju kekamar Rose.

"Mommy" sapa Rose ketika melihat calon mertuanya.

"Gimana sama kondisi kamu hurm?" Tanya Jieun mengusap kepala Rose.

"Kepala aku pusing Mom" jujur Rose.

"Mommy sudah membawakan bubur. Nanti pas makan kamu minum obat ya" ujar Jieun.

"Baiklah Mom"

Jisoo bergegas mengambil bubur yang sudah dibawa oleh sang Mommy. Dia duduk disamping Rose dan menyuapi pacarnya itu.

Hati Rose menghangat. Dia bahagia karena bisa mempunyai pacar yang seperti Jisoo. Dia juga bersyukur karena orang tua Jisoo begitu peduli dengannya. Dia seakan bisa merasakan kembali kehadiran kedua orang tuanya.







Tuhkan, hanya demam🤒

  Tekan
    👇

I'm Your BAD BOY✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang