-28-

674 114 11
                                    

Anggota geng PinkSky sudah berada di parkiran untuk menenangkan Rose yang masih emosi atas kejadian yang baru terjadi tadi.

"Tuh cewek memang sengaja ya!" Marah Mina. Dia mengusap pundak Rose "Lo yang sabar ya"

Rose menghela nafasnya dengan kasar "Gue kesal sama Jisoo si. Kenapa dia malah belain cewek itu huh?"

"Itu semua juga pasti gara gara si Seola itu" sahut Joy.

"Apa sebaiknya kita bikin perhitungan sama Seola?" Tanya Jennie.

"Tidak" sahut Rose "Walaupun gue kesal sama dia, dia tetap saja Sunbae kita. Lagian kita baru saja masuk kekampus ini. Jangan bikin nama kita tercemar hanya gara gara cewek gatal itu"

"Gue setuju sama Rose. Nanti nama geng kita tercemar gara gara ribut sama tuh cewek centil" ujar Irene.

Rasa pusing kembali menyerang Rose namun dia mati matian berusaha menahannya "Jen, kelas lo sudah selesai?" Tanyanya.

"Sudah" sahut Jennie.

"Bisa tolong hantarkan gue pulang?" Pinta Rose.

"Lo mau kabur dari Jisoo? Rosie, masalah kalian tidak akan selesai kalau lo kabur" nasihat Jennie.

"Shhh" ringis Rose yang tidak mampu menahan sakit dikepalanya "G-gue pusing. Nanti saja gue bicara sama Jisoo"

"Rosie, lo tidak apa apa?" Khawatir Jennie.

"Mendingan lo hantar Rose pulang sekarang" ujar Irene.

Jennie mengangguk "Ayo Rosie" dia bergegas membuka pintu mobilnya dan membantu Rose masuk.

"Tolong bilang sama Jisoo untuk tidak kerumah gue. Gue butuh waktu" ujar Rose diangguki oleh yang lain.

Akhirnya mobil yang dikendarai oleh Jennie berganjak pergi meninggalkan perkarangan kampus.

Bersamaan dengan itu, anggota geng BlackSky menghampiri mereka.

"Rose dimana?" Tanya Jisoo.

"Dia sudah pulang sama Jennie" sahut Irene.

"Gue akan menyusul dia" ujar Jisoo ingin berganjak ke superbikenya namun anggota geng PinkSky menghalangnya.

"Tidak boleh!" Halang Mina.

"Kenapa!? Rose pacar gue! Gue harus menjelaskan apa yang terjadi!" Kesal Jisoo.

"Rose tidak mau lo susul dia. Tolong beri dia waktu. Gue yakin lo lebih mengenali dia bukan?" Ujar Irene.

Jisoo mengusap wajahnya dengan kasar "Ya Tuhan" gumamnya.

"Jisoo sudah menjelaskan semuanya kok. Dia hanya menenangkan Seola yang ketakutan gara gara petir" ujar Seulgi.

Irene mendelik kearah sang pacar "Tapi tidak harus peluk juga bukan? Lagian Rose kecewa sama Jisoo gara gara Jisoo membela Seola si"

"Gue tidak sengaja Rene. Rose yang tidak percaya sama gue makanya gue kesal" ujar Jisoo berusaha menjelaskan.

"Alasan! Lo dulu bahkan tidak pernah marah sama Rose walaupun Rose sering bikin lo kesal. Tapi hari ini demi membela cewek gatal itu, lo sanggup marahin Rose" sambar Joy "Ck, semua cowok sama saja"

"Hey, aku tidak sama ya" protes Wendy.

"Kalau kejadian tadi terjadi kepada kita, mungkin aku langsung putusin kamu" ujar Joy membuatkan sang pacar melotot.

"Dasar Jisoo goblok! Gara gara lo gue disemprot sama ayang gue!" Gerutu Wendy.

Jisoo mendengus "Gue pulang duluan deh" dia berganjak menaiki superbikenya dan bergegas pergi dari sana.

*

"Rosie, lo benaran tidak apa apa?" Tanya Jennie khawatir.

"Gue tidak apa apa Jen. Gue hanya butuh istirahat" sahut Rose tersenyum tipis.

"Ya sudah, sekarang lo masuk terus istirahat ya. Kalau butuh apa apa, langsung saja hubungi gue. Soal tadi mendingan lo jangan fikirkan" ujar Jennie mengelus kepala Rose dengan lembut.

"Gomawo Eonnie" setelah itu, Rose berganjak keluar dari mobil Jennie.

Jennie pula terbeku. Hatinya menghangat ketika dipanggil Eonnie oleh sosok yang sudah dianggap seperti adeknya sendiri.

*
*

"Eh dek, sudah pulang kamu?" Chanyeol berjalan menghampiri Rose yang melamun disofa diruang tamu "Biasanya kamu keluar sama Jisoo. Kalian lagi ada masalah?"

"Tidak kok Oppa" sahut Rose "Bisa Oppa menemani aku?"

"Menemani kamu kemana?" Tanya Chanyeol.

Secara tiba tiba Rose memeluk Chanyeol dengan erat dan menangis didalam dakapan Oppa nya itu "Kenapa hurm?" Tanya Chanyeol mengelus kepala Rose.

"Hiks Oppa. Aku takut" isak Rose.

"Takut kenapa? Siapa yang sakitin kamu?"

Rose menggeleng. Dia melepaskan pelukannya itu dan mengambil surat yang ada didalam tasnya. Dia menyerahkan surat itu kepada sang Oppa.

Dengan penasaran, Chanyeol membaca surat itu. Raut wajahnya sontak berubah "T-Tumor otak?"

"Waktu aku sudah tidak lama bukan?" Lirih Rose menunduk.

Mata Chanyeol berkaca kaca "Kamu akan terus disamping Oppa. Kamu pasti akan sembuh!"

"Dokter bilang aku punya peluang untuk sembuh tapi aku harus jalani kemoterapi. Jadi apa Oppa bisa menemani aku kemoterapi? Aku takut"

"Pasti! Ayo kita kerumah sakit sekarang. Oppa akan terus disamping kamu" ujar Chanyeol mengelus kepala Rose.

Sebagai seorang abang, sudah pasti hati Chanyeol terluka setelah tahu sang adek menderita penyakit yang cukup mematikan. Andai bisa, Chanyeol ingin sekali menggantikan posisi adeknya itu agar adeknya tidak merasa kesakitan tapi semuanya adalah takdir dan dia tidak bisa mengubahnya. Namun Chanyeol berjanji untuk terus berada disamping Rose dan memberi semangat kepada sang adek untuk sembuh.










Video spoiler baru ada di tiktok aku...  Ayo liat ya😆

Tekan
   👇

I'm Your BAD BOY✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang