Setelah beberapa hari berlalu, Rose akhirnya sembuh dan dia kembali kesekolah seperti biasa.
Acara pelepasan jawatannya juga akan segera diadakan dan kini terlihatlah siswa siswi yang sudah memenuhi aula.
Kepala sekolah juga sudah berdiri diatas aula untuk menyampaikan kata kata penghargaan atas semua jasa anggota osis.
Seterusnya, Rose diminta untuk naik keatas aula bersama Yeri yang akan menggantikan posisinya itu. Dia melepaskan lencana yang dipakai diseragam sekolahnya itu dan memakaikannya kepada Yeri "Selamat Yeri"
"Terima kasih Eonnie" sahut Yeri
Suara tepuk tangan mula kedengaran. Para siswa siswi cukup bahagia atas pencapaian Rose dan anggotanya. Berkat ketus osis dan anggotanya, sekolah mereka sering menjadi sekolah yang cukup dikenali oleh orang orang.
*
"Sayang. Selamat, kamu sudah melakukan yang terbaik kok" ujar Jisoo mengelus kepala sang pacar.
Rose tersenyum "Waktu berjalan dengan begitu pantas ya"
"Ah, aku tidak sabar untuk segera lulus kuliah agar bisa menikahi kamu" ujar Jisoo memeluk Rose dengan manja.
"Heh, jangan bucin. Ini masih di sekolah" tegur Irene.
Jisoo mendengus dan melepaskan pelukannya "Ya sudah, gue bucin sama Rose dikamar saja"
Jennie dan Irene sontak melotot tajam kearahnya "Lo jangan macam macam ya! Untung saja Rose tidak hamil gara gara ulah lo!" Omel Irene.
"Jangan macam macam sama Rosie. Awas saja!" Lanjut Jennie mengancam.
Seulgi menepuk pundak Jisoo "Pacar lo punya banyak pawang"
"Dih dih apaan si. Gue pacarnya Rose, mau apa kalian?" Sahut Jisoo menantang Irene dan Jennie.
"Gue Kakaknya dan restu gue penting" sahut Jennie.
"Langsung di ulti" timpal Yeri tertawa kecil.
"Gue sudah mendapatkan restu dari Chanyeol Hyung ya. Lagian lo bukan saudara kandung Rose. Lo sama Rose bahkan seumuran" ujar Jisoo.
"Walaupun gue seumuran sama Rosie, tetap saja gue yang lahir duluan dan gue sudah menganggap dia seperti adek gue" balas Jennie sinis.
"Chu, apa yang dikatakan oleh Jennie benar kok. Walaupun dia sama yang lain seumuran sama aku, mereka sudah aku anggap seperti Kakak aku sendiri dan Yeri pula seperti adek aku. Aku tetap membutuhkan restu dari mereka" timpal Rose mengusap pundak Jisoo.
"Ihhh Sayang~" rengek Jisoo. Dia fikir dia bakalan dibela oleh Rose namun pacarnya itu malah tidak membelanya.
"Hormatin mereka ya" ujar Rose mengusap pipi Jisoo.
"Tuh, dengarin omongan adek gue!" Sambar Jennie meledek Jisoo.
"Ck iya Kakak ipar" sahut Jisoo pasrah membuatkan yang lain tertawa.
*
*Malam harinya, Rose memilih untuk membaca novel sambil rebahan diatas kasurnya setelah selesai menikmati makan malam bersama sang Oppa. Dia sudah menghubungi Jisoo namun pacarnya tidak mengangkat panggilan darinya bahkan pesan yang dikirim saja masih belum dibaca.
Jadi sekarang dimana keberadaan Jisoo? Biasanya pacarnya itu pasti akan menelfonnya duluan tapi sekarang pacarnya seakan menghilang.
Tok tok tok
"Eh Oppa. Masuk saja"
Chanyeol tersenyum dan berganjak memasuki kamar sang adek "Kamu sibuk?"
"Tidak Oppa. Memangnya ada apa?"
"Mau menemani Oppa ke supermarket? Bahan makanan sudah habis. Nanti Oppa traktir kamu"
Mata Rose berbinar binar "Aku mau!" Sahut Rose.
"Ya sudah, Oppa tunggu dimobil"
"Okay Oppa"
Setelah Chanyeol berganjak keluar dari kamarnya, Rose bergegas bersiap siap. Dia hanya memakai celana panjang bersama jaket. Tidak lupa juga dengan topi dikepalanya.
"Shh" baru saja ingin berganjak keluar, kepalanya tiba tiba dihentam dengan rasa sakit "Ya Tuhan" gumamnya memijit kepalanya dengan pelan.
Setelah beberapa menit, rasa sakit itu semakin berkurang membuatkan dirinya bisa bernafas lega.
Tidak ingin sang Oppa menunggu dengan lebih lama, dia bergegas keluar dari kamarnya.
*
Chanyeol terus mendorong troli perbelanjaannya dengan mengikuti langkah sang adek yang memilih bahan makanan.
"Oppa mau sapi atau ayam?" Tanya Rose.
"Beli saja kedua duanya. Kita bisa menyimpannya didalam kulkas" sahut Chanyeol.
Rose mengangguk faham dan bergegas memasukkan daging ayam dan daging sapi kedalam troli.
"Bisa aku membeli ini?" Tanya Rose memegang cabe hijau.
"Eoh"
Setelah mendapat persetujuan dari sang Oppa, dia akan memasukkan barang barang yang ingin dibelinya kedalam troli.
"Semua bahan makanan sudah cukup" lapornya.
"Ya sudah. Sekarang kita beli cemilan yang kamu inginkan" sahut Chanyeol.
"Horey!" Seperti anak kecil, Rose melompat kegirangan. Dia berlari kearah bahagian cemilan dan mengambil beberapa camilan yang diinginkannya.
Chanyeol pula hanya menyusulnya dari belakang. Dia akan ikut bahagia ketika melihat adeknya itu bahagia "Eomma, Appa, lihatlah, anak gadis kalian sudah besar" batinnya.
"Oppa, ayo bayar" panggil Rose.
"Sudah selesai?" Tanya Chanyeol.
"Sudah" sahut Rose.
Chanyeol melihat troli perbelanjaannya itu "Tidak mau ice cream?" Godanya.
"Apa boleh?" Tanya Rose polos.
Chanyeol tersenyum dan mengangguk "Ambil saja apa yang kamu inginkan"
Dengan segera Rose mengambil beberapa ice cream dan meletakkannya kedalam troli. Setelah itu, mereka akhirnya berlalu ke kasir.
*
Selesai berbelanja, Rose langsung membantu Chanyeol membawa bahan perbelanjaan mereka menuju kemobil. Dia senang karena bisa menghabiskan waktunya bersama sang Oppa walaupun mereka hanya berbelanja di supermaket.
Hanya beberapa langkah yang dibutuhkan oleh Rose tiba dimobil namun dia malah menghentikan langkahnya. Pandangannya terus tertuju kearah cafe yang berada di seberang supermarket. Dia memicingkan matanya untuk melihat dengan lebih jelas.
"Rose, ayo" panggil Chanyeol.
"Ah baiklah" dengan wajah yang sulit diartikan, Rose berganjak memasuki mobil. Dia masih memikirkan sosok yang dilihatnya tadi.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your BAD BOY✅
FanfictionPerjalanan cinta antara ketua geng motor dan ketua osis yang dipenuhi oleh pelbagai masalah yang akan menghampiri mereka. Chaesoo📌 Jitop📌 Fanfiction📌 BXG📌