-44-

879 127 12
                                    

Sudah hampir 2 jam Dokter Julia bersama beberapa suster melakukan operasi untuk pendarahan yang terjadi dikepala Rose.

"Dok, detak jantung pasien melemah!"

Dokter Julia menelan ludahnya dengan kasar "Ayo Rose-ssi, kamu bisa" bisiknya memberi semangat.

Setetes air mata mengalir dari sudut mata Rose yang masih terpejam itu dan tidak butuh waktu yang lama, bunyi mesin detak jantungnya kedengaran dengan kencang.

Tittttttttttt

"Detak jantung pasien terhenti!"

"Siapkan defibrillator!" Arah sang Dokter.

Dengan segera para suster menyiapkan defibrillator yang akan digunakan "Ini Dok"

"Semuanya mundur!" Ujar Dokter Julia lalu menempel defibrillator didada Rose membuatkan dada itu tersentak.

Percobaan pertama gagal begitu juga dengan percobaan kedua namun Dokter Julia tidak menyerah. Dia masih saja berusaha mengembalikan detak jantung Rose.

*

"Aku akan menyusul Rose kalau dia pergi tinggalin aku" ujar Jisoo dengan tatapan kosongnya.

"Jangan gila Jisoo!" Marah Jieun.

Jisoo menatap sang Mommy dengan mata sembabnya "Untuk apa aku bertahan hidup lagi kalau sumber kebahagian aku pergi? Semua yang terjadi ini juga salah aku"

"Terus lo fikir Rose bakalan senang kalau lo menyusul dia dengan cara bunuh diri?" Sambar Chanyeol membuatkan Jisoo bungkam "Rose saja tidak mau lo tahu soal penyakitnya gara gara dia tidak mau lo sedih. Rose sudah mengorbankan segalanya untuk lo Ji! Dia bahkan sudah memberikan kehormatan dia untuk lo. Dia bahkan membiarkan lo memilih Mina karena dia tidak mau lo tersiksa!"

Jisoo sontak menatap Chanyeol "L-Lo tahu soal itu?"

Chanyeol tersenyum miris "Rose itu adek  gue dan gue sebagai abang merasa gagal untuk menjaga dia. Gue mendengarkan percakapan kalian waktu itu kok tapi gue berpura pura tidak tahu karena gue mau lo sama Rose sendiri yang jujur sama gue. Tapi ternyata sampai sekarang kalian tidak pernah jujur. Dan hati gue semakin sakit gara gara lo membuang adek gue setelah apa yang sudah terjadi diantara kalian! Andai bisa, gue ingin menghajar lo tapi gue tahu Rose tidak ingin hal itu terjadi"

"Maafin gue Hyung. Gue yang salah. Rose tidak salah. Waktu itu dia mabuk dan gue yang mengambil kesempatan. Sekarang gue janji akan bertanggungjawab. Gue tidak akan kabur lagi Hyung" ujar Jisoo dengan yakin.

"Berdoa saja semoga Rose masih diberi peluang untuk hidup" hanya ini yang mampu Chanyeol katakan untuk saat ini.

Ceklekk

Mereka semua sontak bangkit ketika Dokter Julia keluar dari ruangan operasi.

"Gimana Dok?" Tanya Chanyeol.

Dokter Julia menghela nafasnya dengan kasar "Kita hampir saja kehilangan dia. Detak jantungnya sempat terhenti tapi sekarang ianya kembali dengan kondisi yang lemah. Untuk sekarang dia koma"

Deg

"K-Koma?" Ulang Jisoo.

"Berdoalah agar dia segera sadar. Kalian harus tetap disamping dia untuk memberikan semangat walaupun dia tidak bisa membalas kata kata kalian" ujar Dokter Julia.

"Baiklah Dok, terima kasih" ujar Chanyeol.

Setelah beberapa menit, Rose akhirnya kembali dibawa masuk keruang inap membuatkan yang lain langsung menyusulnya.

Hati mereka sakit ketika melihat semakin banyak alat alat yang menempel dibadan Rose.

"Kasian Rose. Dia pasti kesakitan" lirih Joy mengusap sudut matanya yang sudah mengeluarkan air mata.

"Rose Sayang, ayo bangun ya. Mommy janji akan menikahkan kamu sama Jisoo setelah kamu bangun nanti" bisik Jieun mengusap pipi Rose dengan penuh kasih sayang.



*

Jam sudah menujukkan pukul 7 malam dan orang tua Jisoo bersama anggota geng BlackSky dan geng PinkSky sudah pulang kerumah masing masing untuk istirahat.

Jisoo? Cowok ini masih setia disamping Rose dengan tangannya yang menggenggam tangan dingin wanitanya itu.

"Ji, apa tidak apa apa kalau Hyung pulang sebentar?" Tanya Chanyeol.

"Eoh, Hyung pulang saja. Biar aku yang menjaga Rose" ujar Jisoo.

"Kamu tidak capek?"

"Tidak kok. Aku akan menginap disini saja. Mendingan Hyung pulang terus istirahat dirumah. Hyung bisa kembali besok pagi. Tenang saja, aku tidak mungkin menyakiti Rose"

Chanyeol menepuk pundak Jisoo "Baiklah, gue percaya sama lo. Gue pulang duluan ya. Besok pagi gue kembali" pamitnya lalu berganjak pergi dari sana.

Jisoo menghembuskan nafasnya dengan kasar. Diciumnya punggung tangan Rose berkali kali "Ayo bangun Sayang. Aku kesepian. Maafin kebodohan aku ya. Aku janji akan menikahi kamu setelah kamu sembuh nanti. Cepat sadar ya. Aku sudah tidak sabar untuk menjadikan kamu sebagai Nyonya Kim" ujarnya yang terus mengajak Rose berbicara.

Secara tiba tiba dia mula kebelet pipis.  Akhirnya dengan terpaksanya dia melepaskan genggaman tangan Rose dan berlalu ke toilet.

Beberapa menit kemudian, pintu ruangan itu dibuka secara perlahan lahan. Masuklah sosok seorang pria yang memakai pakaian yang tertutup. Dia menghampiri brankar Rose dengan berhati hati.

Tangannya itu sudah memegang masker oksigen yang dipakai oleh Rose.

"Apa yang lo lakukan sialan!" Teriakan Jisoo menghentikan kegiatannya.

Dengan buru buru dia berusaha berlari keluar namun Jisoo langsung menendang kakinya membuatkan dirinya terjatuh.

"Brengsek!" Dengan emosinya Jisoo menarik kerah baju sosok itu dan melayangkan pukulannya.

Brughhh

Brughhh

Brughhh

Tanpa ampun Jisoo terus memukul sosok itu membuatkan sosok itu terkapar lemes dilantai dingin rumah sakit.

"Lo siapa hah!?" Tanya Jisoo dengan nafas yang memburu.

Sosok itu hanya diam dengan menahan sakit disekujur badannya.

Jisoo yang sudah terlanjur emosi langsung saja mengeluarkan pisau lipat dari saku celananya dan meletakkan pisau itu dileher sosok itu "Mendingan lo jujur sekarang sebelum pisau ini menggores leher lo!" Ancamnya dingin. Aura yang dikeluarkan oleh Jisoo bahkan sudah benar benar menakutkan.

"G-gue dibayar untuk membunuh Rose" jujur sosok itu.

"Siapa yang membayar lo!? Jawab!"

"K-keluarga Franco"

Dahi Jisoo mengernyit "Lo tidak bohong!?"

"Gue sudah jujur!"

Brughh

Jisoo memukul tengkuk belakang pria itu dan akhirnya pria itu pingsan.

Jisoo mengerluarkan ponselnya dan menghubungi Bambam "Bam"

"Iya Ji. Kenapa?"

"Lo tahu siapa keluarga Franco?"

"Franco? Nama itu sepertinya tidak asing. Ah, majja! Franco itu nama keluarga Jaehyun sama Mina!"

"Sial!" Umpat Jisoo marah.

"Ada apa Ji?"

"Mereka mengirim orang untuk membunuh Rose. Untung saja gue bisa menghalangnya"

"Ya sudah Ji, mendingan lo lapor polisi saja. Jangan berikan peluang kedua untuk keluarga mereka lagi"

"Baiklah Bam. Thanks"

Setelah panggilan berakhir, Jisoo langsung menghubungi polisi. Sekarang dia sudah memutuskan untuk membiarkan polisi yang menguruskan sosok yang sudah mencari gara gara dengannya itu.













  Tekan
   👇

I'm Your BAD BOY✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang