5K 343 26
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selepas berjemur Pond masuk kedalam rumahnya, di dapur ia melihat Phuwin tengah menyeduh susu formula untuk putrinya.

Pond memilih untuk duduk di rumah tengah menunggu istrinya itu selesai.

"Hm, punya Luve," Phuwin menyodorkan botol susu kecil, Pond tersenyum berterimakasih, Ia juga menarik istrinya untuk duduk di sebelahnya. 

"Kamu pangku Yupi sebentar ya, aku mau mandi dulu," Pond menyerahkan putrinya itu pada pangkuan Phuwin.

Mendadak tubuhnya kaku, Phuwin panik, ia menatap suaminya itu melotot kaget. "aku ga bisa mas, taro aja di kamarnya," katanya, rautnya benar benar panik, ia merasa takut untuk merengkuh tubuh rapuh putrinya sendiri.

Pond terkekeh, ia menuntun Phuwin untuk mendekap Yupi lebih erat, bayi itu hanya menggeliat dengan ekspresi lucu. "Kamu pegang botolnya, " sebelah tangannya di pakai untuk menyangga kepala Yupi, sebelahnya lagi memegang botol, "nah begitu, pinter banget istriku,"

Pond mengecup kening Phuwin sebelum meninggalkannya untuk mandi.

"Mas! Aku ga bisa, massss!"
























Selepas mandi Pond kaget, putrinya menangis keras begitu juga istrinya.

Tubuh Phuwin gemetar panik dengan air mata yang meleleh di pipinya. Ia berusaha meredakan tangisan putrinya tapi bayi itu malah menangis semakin keras.

Pond segera meraih Yupi dalam pelukannya,"putrinya Daddy kenapa menangis hm?" Dengan sigap ia memeriksa popok celananya, ternyata popoknya penuh mungkin karena itu ia jadi tidak nyaman.

Pond bahkan belum memakai bajunya sendiri, tapi sudah harus mengganti popok putrinya.

Sementara Phuwin masih duduk di sofa dengan gemetar, air matanya masih membanjiri pipinya.

Setelah Pond mendandani putrinya dan mengenakan pakaian, ia menyerahkan putrinya ini untuk di asuh oleh perawat. Ia harus memastikan istrinya terlebih dahulu.

Pond memang menyewa perawat, tapi ia lebih suka mengurus putrinya sendiri selama ia masih mampu, alasannya ia tidak ingin putrinya nanti akan lebih dekat dengan orang lain daripada orang taunya sendiri.

Dipeluknya tubuh Phuwin yang masih ketakutan.

"Aku ga bisa mas! Kenapa kamu paksa sih!" Phuwin menangis keras memukul pundak Pond kesal. Tangannya bahkan masih tremor bukan main.

"Gapapa, gapapa, Yupi cuma buang air, jangan panik okey?" Pond hanya bisa memeluknya lebih erat, ia mengusap kepala Phuwin sayang.

Seminggu setelah kelahiran putrinya itu Phuwin memang begini, di Minggu pertama Phuwin bahkan tidak mau menyentuh bayinya sendiri.

"Aku kira Yupi sakit mas, aku takut banget!" Selalu ada perasaan takut setiap Phuwin menyentuh bayinya itu, terlebih saat ia menangis dengan keras, ia merasa tidak sanggup bertahan, Phuwin merasa sangat buruk.

komplek perumahan Joylada [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang