✨4

3.7K 279 16
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dunk meletakkan segelas kopi di meja, suaminya itu sibuk membaca update berita pagi dari tablet nya.

"Kamu minum kopi dulu ya, aku mau siap siap,"

Joong menoleh pada istrinya, tersenyum," hm terimakasih."




Sekitar 20 menit, Dunk kembali ia sudah rapih dengan kemeja pink pastel, dan tas kecilnya.

"Udah siap? "

Dunk mengangguk lucu, Joong menepuk kepalannya, manis.

"Mas nanti mampir ke Yupi dulu yu, aku kangen deh mau peluk," Dunk menggandeng tangan suaminya itu erat.

Joong tersenyum tipis, "nanti kita mampir."


Mereka pergi dengan mobil merah yang terparkir di depan rumah, tidak ada supir mereka hanya pergi berdua.
"Mas aku liat di Instagram ada baju bayi lucu banget deh mas, liat warnanya pink pasti Yupi cocok kan pake baju ini?"

Joong menoleh melihat layar hp istrinya, kemudian mengangguk. "Lucu,"

Melihat respon Joong yang kurang bersemangat Dunk jadi kesal sendiri,"Kamu ko responnya gitu doang sih!"

Tangan Joong menggenggam tangannya, di kecupnya jemari lentik itu. "sabar sayang,"

"Ih kamutu yang bikin aku enggak sabar!"

Joong memutar stir ke kanan perlahan untuk parkir di depan rumah Pond, sebelum istrinya itu berlari turun Joong menggenggam tangannya lebih erat, " jangan lari, jangan nakal oke?"

Dunk menghela nafas, ia juga tau. "Oke," katanya segera melepas tangan Joong untuk turun dari mobil.

Dunk berlari masuk ke rumah besar itu sambil berteriak, "Yupiiiiii mommy is heree! "

Kan, ini yang paling membuat Joong sebal.





"Shhh jangan ribut dia baru tidur," Pond memberi tau tamu tidak di undangnya itu. Tidak aneh memang melihat Dunk akan sering berlalu lalang di rumahnya, bahkan kadang tetangganya itu akan menginap satu malam, jangan di pikirkan bagaimana pusingnya Pond jika itu terjadi, pokoknya ia sudah terbiasa dengan segala macam huru hara di ruang ini.

Dunk duduk di samping Pond, sementara Phuwin duduk di sisi lain suaminya tanpa mengatakan apapun.

"Kangen banget sama bayi lucu ini, mau pangku boleh ngga sih," pinta Dunk, tangannya tidak bisa diam mencolek bakpao pipi Yupi.

"Dia lagi tidur Dunk, nanti bangun nangisnya keras, "Phuwin cukup trauma mendengar suara tangisan itu mewanti wanti, ia tidak ingin panik attack nya kambuh lagi, pagi ini saja sudah cukup melelahkan.

Dunk cemberut, ia sedih dengan penolakan itu tentu saja. "sayangnya mommy," katanya sambil menghela nafas, bertingkah seolah seperti tidak akan pernah menyentuhnya lagi.


komplek perumahan Joylada [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang