Demam

3.2K 241 45
                                    

Seperti setiap pagi Satang bangun lebih awal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti setiap pagi Satang bangun lebih awal. ia membangunkan suaminya, dan mulai menyiapkan baju yang akan Winny pakai ke kantor dan segala macam keperluan suaminya bekerja, kemudian ia sendiri mandi, dan menyiapkan sarapan. Kegiatan rutin setelah ia menjadi seorang istri, meskipun awalnya agak menyebalkan karena terbiasa bangun siang, tapi lama kelamaan ia mulai terbiasa dan menjalaninya dengan enjoy.

Tapi sampai semuanya selesai, suaminya itu belum juga keluar dari kamar, padahal satang ingat betul ia sudah membangunkan suaminya saat ia bangun tadi.

Satang menoleh ke arah jam dinding yang mulai menunjukkan angka tujuh, winny memang masuk pukul delapan tapi jam jam berangkat kantor seperti ini pasti akan sangat macet terlebih ia bahkan belum mandi!

Satang meletakkan mangkuk sup jamur di meja makan. Tidak, tidak, Satang tidak bisa masak sama sekali skillnya hanya sebatas menggoreng telur, nuget, sosis atau merebus mie instan, sisanya ia hanya tau makan. ART nya akan datang pukul enam pagi untuk masak dan bersih bersih sebelum jam empat sore pulang.

Ia berjalan ke kamar, langkahnya agak lucu memang, dengan perut buncitnya terlebih ekspresi cemberut me menautkan alisnya seperti anak kucing.

"Heh, Bagun!" Satang menepuk punggung winny yang berbaring tertelungkup, menutupi wajahnya dengan selimut. "winn! Bangun udah siang, lu ga kerja emang?"

"Winny! "

Satang mulai kesal sendiri pasalnya, suaminya itu bahkan tidak bergerak, jadi ia menarik selimutnya hanya menyingkapkan wajahnya saja memastikan apakah orang ini masih hidup atau tidak.

Ia masih terlelap, bibirnya kering, dengan keringat di pelipisnya. Rasanya kamar mereka tidak panas, terlebih AC juga masih menyala.

"Winn?" Satang menepuk pipinya pelan. Terkejut, saat ia merasakan hawa panas dari sana. Ia kembali menepuk pipinya agar winny terbangun dulu pasalnya ia cukup khawatir juga, "Winn bangun dulu, lu demam, ayo sarapan minum obat dulu,"

Perlahan winny membuka matanya, rasanya masih sangat mengantuk seperti kesadarannya entah pergi kemana tubuhnya seperti ponsel yang kehabisan baterai, kepalanya juga berdenyut pusing, saat ia berusaha untuk bangkit perutnya terasa bergejolak sampai pada tahap tidak tahan lagi, Winny segera berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya, meninggalkan Satang yang menatapnya khawatir.

Agak repot juga jika begini, satang bukan tipe yang biasa mengurus orang lain sebenarnya, tapi kali ini suaminya sungguhan sakit, jadi ia akan berusaha merawatnya sebaik mungkin, segera pergi ke dapur untuk mengambilkan air hangat.

"Jalannya pelan pelan aja, nanti jatoh tang,"

Saat Satang kembali winny sudah kembali berbaring di kasurnya menatapnya yang berjalan mendekat dengan segelas teh hangat.

"Hm," satang hanya mengiyakan dengan cepat, menyerahkan gelas teh nya, winny yang sebenarnya tidak ingin bangun mau tidak mau tetap bangun menerimanya. "Balik badan, aku bawa minyak telon, olesin dulu punggung leher sama perutnya,"

komplek perumahan Joylada [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang