how?

3K 293 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Dunk tidak bisa tidur, hatinya gelisah tak karuan padahal suaminya disini tapi perasaan takut membuatnya meringkuk sedih.

Air Matanya membasahi dada Joong, suara isaknya juga terdengar sampai telinganya, Dunk merasa sangat tenggelam, ia tidak menemukan dirinya sendiri dalam lautan kesedihan.

Joong berdehem, yang mana itu mengejutkan Dunk. Mata redup itu terbuka sedikit, menunduk untuk menatap wajah Dunk yang berurai air mata. "Kenapa?" Suara Husky itu lembut terdengar membuat Dunk semakin tidak bisa menghentikan tangisnya.

Tangan Joong terulur untuk mengusap punggungnya lembut," kamu mikirin apa?"

"Mas kebangun gara gara aku ya,"

"Shhh,"

Joong memeluknya lebih erat lagi, Dunk tidak akan bisa di ajak mengobrol jika begini.

Setelah beberapa menit, Joong juga berjuang dengan kantuknya suara isak Dunk mereda, "kamu haus nggak?"

Dunk mengangguk, jadi Joong beranjak sedikit untuk meraih gelas di meja nakas. "Bangun,"

Dunk menerimanya, meminumnya beberapa teguk, menarik nafas panjang merasa hidungnya tersumbat.

"Kamu mimpi buruk?" Joong meletakkan gelasnya kembali ke nakas, saat ia melihat jam, demi tuhan ini masih pukul satu, dan mereka baru mulai tidur pukul sebelas, pantas saja kepalanya pusing.

Dunk menggelengkan kepalanya, menunduk dengan sendu," aku enggak bisa tidur,"

"Hmm, kamu mikirin apa?"

"Mas, model yang kemaren pemotretan sama mas itu, mas punya nomor teleponnya?"

Joong mulai tak mengerti, apakah istrinya ini cemburu? Dari sekian banyak pemotretan kenapa baru kali ini ia begini? Joong mengingat kembali semua yang ia lakukan dan ucapkan di media, seingatnya tidak ada satupun yang membahas lawan mainnya itu.

"Buat apa sayang?"

"Aku mau minta, aku mau ngobrol aja,"

"Jangan aneh aneh dong sayang, ini jam satu pagi, dan kamu kepikiran itu? " Joong menghela nafas, ia mengusap pipi istrinya menghapus sisa air matanya. Seingatnya dulu Dunk bukanlah anak yang cengeng, tapi keadaan sudah berubah, dan Joong akan tetap mencintainya apapun yang terjadi.

Dunk hanya diam, tapi matanya kembali berkaca-kaca, sesuatu yang sulit di utarakan berputar putar dalam kepala kecilnya. "mas kalo aku enggak bisa punya bayi lagi," Dunk menelan ludah susah payah, "dia mau enggak ya jadi istrimu,"

Jika Joong tidak sabar ia sudah meninggalkan Dunk untuk tidur duluan, menutup mata dan telinga.

Lihat, ia mengatakan itu sambil menangis lagi, Joong berusaha menguatkan dirinya sendiri.

Semangat, Joong kamu sangat menyayangi manusia ini, kamu pasti bisa!

"Aku engga akan nikahin siapapun selain kamu Dunk, "

komplek perumahan Joylada [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang