perhatian

2.7K 223 9
                                    

Hal yang paling Phuwin benci adalah ketika suaminya sudah mulai kurang perhatian, meskipun ia tidak ingin di cap sebagai istri manja, percayalah perasaannya pada suaminya itu menggebu gebu sampai rasanya takut jika Pond sedikit saja berubah dari k...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hal yang paling Phuwin benci adalah ketika suaminya sudah mulai kurang perhatian, meskipun ia tidak ingin di cap sebagai istri manja, percayalah perasaannya pada suaminya itu menggebu gebu sampai rasanya takut jika Pond sedikit saja berubah dari kebiasaannya.

Contohnya saja hari ini, suaminya itu sama sekali tidak bertanya apakah ia sudah makan atau belum, padahal biasanya Phuwin sampai bosan menjawab hal itu.

Semenjak mereka memiliki putri memang semua perhatian suaminya seperti teralihkan, setiap bertemu setiap telepon atau apapun yang selalu di tanya hanya Yupi.

Tidak, Phuwin tidak iri hati, bagaimanapun Yupi adalah putri mereka, wajar saja jika Pond kelewat menyayanginya, terlebih Phuwin sendiri masih kesulitan mengasuh bayinya sendiri. Tapi, Phuwin jadi rindu dimana Pond hanya miliknya seorang, ia rindu dimana dunia Pond hanya berputar putar pada dirinya, cara lelaki itu tenggelam dalam perasaan cintanya, Phuwin selalu suka meskipun tidak pernah mengatakannya secara jelas.

"Iya bi, taro aja di meja ruang samping, mas Pond gak mau makan di meja makan katanya,"

Phuwin menghela nafas ikut duduk di sofa membantu menghidangkan makan malam untuk suaminya ini.

"Yupi mana yang, kok ga di ajak?" Tanya Pond, padahal Phuwin baru saja meletakkan pantatnya di sofa.

Phuwin menggelengkan kepalanya, ia menyendok nasi untuk di berikan pada suaminya, "sama sus, dia lagi liat ikan di akuarium."

Pond hanya mengangguk asal, "aku mau ikannya,"

Phuwin meletakkan ikan di piring Suaminya, wajahnya jadi berseri seri "ini aku yang masak loh, ayam gulainya juga aku yang masak, enak nggak?"

Pond mencicipi satu sendok penuh kemudian ia kembali mengangguk, "enak banget loh, ini sih rasanya kaya restoran bintang tujuh,"

Phuwin tertawa, "apa sih dangdut banget deh,"

"Kamu juga makan yang banyak, biar cepet gede,"

Phuwin memutar matanya malas meskipun pipinya bersemu merah. "Aku udah gede."

"Masih kecil itu pipinya mana?"

Phuwin menggembungkan pipinya, menunjukkan pada suaminya, "hmmm, ini pipi hmmmm!"

Dengan pemandangan selucu ini bagaimana bisa Pond menahan dirinya untuk tidak tersenyum, menghambur memberinya ciuman sampai puas.

"Ihh udahh! Mulut kamu abis makan ikan, mas!" Phuwin mengelap pipinya, mantap kesal suaminya yang masih saja tertawa.

"Hmm, hmm, makan dulu yang banyak,"

Phuwin mendengus lagi, ia tidak kesal hanya saja ia juga tidak mengerti kenapa ia tetap keras meskipun ia menyukai hal tersebut.


"Nanti mas mau bacain Yupi dongeng ah, malem ini mas mau bobo sama Yupi dulu ya?"

Phuwin mengerutkan keningnya, menatap suaminya agak sebal, tapi masih tetap diam, ia mengambil air minumnya, meneguknya perlahan.

komplek perumahan Joylada [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang