the one

2.9K 186 14
                                    

Louis menghela nafas panjang, jika bisa di ukur mungkin ada satu kilo meter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Louis menghela nafas panjang, jika bisa di ukur mungkin ada satu kilo meter.

Pagi ini suaminya pergi bekerja seperti biasanya, meninggalkan ia dan putra lucunya di rumah. Tapi sekarang sudah tidak lucu lagi. Demi tuhan, Louis belum makan apapun sejak pagi, ia hanya minum segelas susu karena mualnya masih parah di kehamilan besar ini, ia baru saja akan menyentuh sarapannya di pukul sebelas siang, sebelum tiba tiba keturunan Neo itu berlari menghampirinya, tanpa celana.

"Buna Noel ee! "

Louis tersenyum kering, menatap sepiring ketoprak miliknya sedih kemudian menghela nafas pasrah.

Louis segera bangun dari kursinya berhati hati, menggiring putranya ke kamar mandi. "Ayo buruan, nanti eek nya jatoh disini, "

Anak itu berlari ke kamar mandi sambil mengangkat bajunya di atas perut.

"Buna bau! " Noel menutup hidungnya dengan kedua tangan, bibirnya cemberut padahal itu bau kotorannya sendiri.

Louis ikut menutup hidungnya, "ih bau ih kamu makan apa sih, nak, " Louis menekan flush berharap baunya ikut hanyut terbawa.

"Makan babaya, "

"Pepaya, "

"Papaya! "

Kaki pendeknya di topang bangku plastik kecil, tubuh kecilnya bisa saja jatuh tergelincir masuk kedalam closet, jadi Louis harus tetap di kamar mandi menunggu anak ini selesai buang air.

"Buna, ayah kelja? "

"Iya, "

"Noel gamau kelja, nati Noel gabisa main, "

"Ya lagian kamu masih kecil, belum boleh kerja, "

Noel menganggukan kepalanya setuju, " Noel kecil. "

"Buna, citcita kak Iip mau jadi doktel, Noel cicita mau jadi ayah, "

Louis tersenyum mencubit pipi putih itu gemas, "Noel mau kerja kaya ayah? "

Ekspresi wajahnya segera berubah, cemberut dengan kening berkerut, "Noel gamau kelja! Noel mau jadi ayah!"

Aduh kepala Louis pusing mengartikan maksud anaknya ini. Jadi ia tertawa saja. "Iya iyaa, nanti kalo udah besar Noel jadi ayah yang baik ya? "

Anak itu menganguk semangat," Buna ee nya bau, plusss! "

Louis kembali menekankan tombol flush, "udah belum, buna pegel loh ini, "

Noel terdiam menatap langit langit kamar mand, merasakan apakah ia masih mau ee atau tidak. "Udah buna, "


Noel kembali bermain setelah mengganggu acara makan siang ibunya, yang sekarang sudah tinggal imajinasi. Mood nya hilang entah kemana, jadi Louis mengambil beberapa potong apel di kulkas menikmatinya sambil menonton putranya yang sendang mengeksekusi projek besarnya.

komplek perumahan Joylada [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang