like star

2.6K 181 10
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Ford tersenyum, melihat betapa berantakannya suaminya di pagi hari yang cerah ini, rambut kriwilnya yang sekarang agak panjang mencuat seperti sarang burung, kacamata melorot di pangkal hidungnya menambah kesan semrawut yang nampak lucu belum lagi gerak geriknya yang serius sambil beberapa kali menggaruk kepalanya frustasi.

"Mas, "

Ford tersenyum lembut menduduki sofa di sisi suaminya, ia baru saja selesai memasak untuk sarapan mereka, yang hanya di balas Senyum simpul suaminya yang menatap sekilas istri cantiknya itu,

"Cantiknya mas, udah selesai? "

Mark masih sibuk mengetik data rekap tahunan yang harusnya sudah selesai kemarin, tapi masih harus ia kerjakan dikarenakan ada kesalahan input. Yah begitu lah Kerepotannya.

Ford mengangguk lucu, "hm. Kerjaan mas masih banyak ya? "

Mark menggelengkan kepala, tapi matanya masih terus fokus meneliti deretan kalimat di sana. "Engga sayang, sebentar lagi selesai kok, "

Ford tersenyum lagi, ia tau suaminya super duper sibuk, terlebih akhir tahun begini, pekerjaannya sejuta kali lebih repot dari biasanya.

"Ck, aduh, gimana sih! "

Ford masih hanya diam memperhatikan Suaminya itu menggerutu, ia mengacak acak rambutnya frustasi sebelum kembali mengetikan sesuatu.

"Astaga, mau resign aja rasanya, hah.. " Keluhnya lagi, matanya merah efek kurang tidur sebenarnya, semalam mungkin ia baru tidur menjelang subuh, tidur beberapa jam kemudian lanjut bekerja lagi.

"Pusing banget ya mas? " Jujur Ford kasihan.

Mark menoleh, kemudian tersenyum, senyuman paling menghangatkan hati. Di tatapnya wajah lembut istrinya agak lama, sebelum meraihnya dalam ciuman panjang.

Cukup lama sampai Ford menyadari tangan nakal itu mulai meraba raba tubuhnya di balik kaos yang ia kenakan.

"Ugh.. Mass ih! " Ford mendorongnya, pelan.

Lihat, jendela besar di hadapan mereka terang benderang, matahari bersinar lembut menunjukkan eksistensinya.

Sementara Mark makin rekah dalam senyumnya, ia memeluk istri mungilnya itu erat erat. "Duh, mas sayang banget kamu, kalo mas resign takut ga bisa jajanin kamu pentol. "

Ford terkikik geli membalas pelukan itu tak kalah eratnya. Bagaimana lagi, suaminya kelewat lucu. "Mas nih ada ada aja, emang pentol kebutuhan pokok aku apa,"

"Loh iya, " Mark mencium pipinya gemas, " Tuh pipinya aja kenyel kenyel gini kayak pentol, lucu lucuuuu banget istrinya mass, "

"Mas stop!" Ford mendorong wajah suaminya sedikit menjauh agar bisa menatapnya dengan senyum manis, "ayo sarapan, dede udah laper nih,"

komplek perumahan Joylada [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang