keluarga utun

2K 179 25
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














"Udah mas bilang, kalo di rumah adekku ga boleh pake seksi seksi, nanti aja di rumah kita sendiri kamu mau telanjang lari lari juga boleh."

Chimon cemberut sebal mendengar penuturan suaminya itu.

Sementara Perth, menekuk bibirnya ke bawah tidak peduli, ia menarik kaus jelek yang tersangkut begitu saja di perut istrinya yang menyembul bulat.

"Daddy, perut mami nyut nyut," Piko mengusap perut ibunya dengan jari kecilnya, matanya berbinar, siapa yang tahan dengan pemandangan selucu itu?

Chimon terkekeh, sementara Perth mengusap rambut halus anak sambungnya itu gemas, "coba tanya adik lagi apa, "

"Adik lagi apa? " Tanyanya dengan polos menempelkan bibirnya ke perut ibunya.

"Lagi salto nih kak Piko,"

Piko mengangkat wajahnya dengan mata membola, mulutnya menganga mendengar suara kecil itu, padahal itu suara ibunya sendiri.

Chimon tak kuasa menahan tawanya melihat reaksi si sulungnya ini. Sementara Perth hanya menggelengkan kepalanya dengan senyum lembut di wajahnya.

Untuk pertama kalinya Perth merasa hidupnya begitu berharga. Di tatapnya wajah Chimon yang masih asik mengajak putranya bercanda, hatinya meleleh, ia tidak pernah tau cinta ini bisa sebegitu kuatnya.

Ia bukan si lugu yang belum pernah jatuh, ia telah melewati banyak perasaan baik dan buruk dalam hidupnya, ia pernah menikah sebelumnya meskipun kemudian berakhir meninggalkan kisah kelam.

Peliknya, sakitnya bertahan dalam harapan, perasaan meradang yang tak kunjung sembuh, Perth kira tidak akan menghilang dalam kehidupannya yang gelap selamanya.

Tapi kemudian saat ia datang, sisi itu seperti di potong begitu saja dari hari harinya yang ia kira akan selalu di rundung mendung, Chimon berdiri di sana dengan senyum cemerlang, menawarkan sebuah pelukan.

Pelukan lembut hangat, yang membuainya dari segala hiruk-pikuk dunia, membasuhnya dari perasaan yang tidak perlu lagi di ingat.

Perth beruntung menemukannya, ia merasa bersyukur tuhan bersedia menurunkan salah satu malaikat untuk menyelamatkan hidupnya diambang kehancuran.

"Besok aku mau pergi sama Nanon boleh ga mas? "

Perth mengerutkan alisnya menatap istrinya tanpa mengatakan apapun, ia tengah berpikir dengan serius. Jujur yang seperti ini kadang membuat Chimon agak hawatir.

"Kalo mas bilang ga boleh? "

Katanya, Chimon cemberut sedih tapi juga tidak ingin membantah suaminya.

Tangannya ia rentangkan untuk memeluk pinggang suaminya menyandarkan wajahnya ke dadanya.

"Kalo gitu... mas harus ajak aku jalan jalan, aku suntuk banget di rumah." Chimon mendongak, menusuk dagu suaminya yang mulai di tumbuhi beberapa helai rambut kecil dengan telunjuknya.

komplek perumahan Joylada [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang