pulang

1.7K 180 13
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







"ayah pulang!" Neo mengerutkan keningnya heran kala tak satupun orang menyambutnya, padahal biasanya putra kesayangannya itu pasti sudah berlarian kepelukannya seperti adegan di drama yang biasa di tonton ibunya.

"kak Nemo," louis berjalan dengan hati hati, di kehamilanya yang sudah menginjak delapan bulan, ia memang sudah tidak bisa selincah biasanya. Neo meraih pinggulnya, menciumnya di kening seperti rutinitas mereka. "kenapa ga ngabarin pulangnya telat?" Louis cemberut, meskipun tidak benar-benar merasa kesal, ia cukup kebingungan karena Phuwin terus menangis.

" Tadi siang ngurusin si Pond, lupa ngga sempet pegang hp, maaf eunggg..." Neo memeluknya, menciumi pipinya dengan manja.

Louis hanya bisa menghela nafas, ia lelah sekali sebenarnya, "terus gimana kak, Pond udah ada kabar? "

Neo mengerutkan keningnya, mencerna maksud ucapan istrinya itu. Tapi kemudian ia terkejut saat melihat adiknya duduk melamun dengan tatapan kosong di sofa.

"Lah, ngapain lu disini cil?"

louis mencubit lengan suaminya, bagaimana pertanyaan itu bisa keluar  dari mulutnya, musibah baru saja terjadi Phuwin tengah merasa khawatir panik juga sedih, memang apa salahnya ia berada dirumah kakanya sendiri. "kak, nemo ih!"

Jujur saja Neo tidak mengerti situasinya, ia menuntun istrinya untuk duduk di sofa singel, sementara ia memilih duduk disisi adiknya yang masih menangis dengan air mata beeurai. Astaga drama apa ini?

"Ko, Pond ada di daftar penumpang pesawat yang jatoh itu ya ko? " Phuwin terbata bata, Neo hampir tidak mengerti apa yang anak ini katakan.

Neo beedecak menggelengkan kepalanya, iamenarik kaus belel milik adiknya itu, menyusut ingus yang meluber di hidungnya dengan ekspresi jijik. "Jorok banget si dek, " Gerutunya, "daftar penumpang pesawat apa? "

"Pesawat jatoh, koko abis ngurus–"Phuwin bahkan tidak sanggup mengatakannya, air matanya seperti menghalagi setiap kata katanya.

Wajah Phuwin memerah dengan nafas tersenggal senggal, sejujurnya Neo paling tidak tahan dengan tampangnya yang seperti ini, terlihat kecil rapuh Neo merasa terlempar ke kehidupan mereka dua puluh tahun yang lalu, melihat Phuwin yang menangis seperti bayi, hatinya turut sedih meskipun tidak benar-benar mengerti apa masalahnya.

Di peluknya tubuh Phuwin, anak itu menangis keras di dadanya. Mendadak Neo merasa kepalanya berdenyut migrain "Ngapain koko ngurusin pesawat jatoh? Emang koko tim sar? "

Neo mencolek kaki istrinya, "bun mau minum air dingin, " Louis segera bangun dari duduknya, untuk mengambil segelas air, tenggorokannya kering kerontang, di hadapkan dengan drama rumah tangga ini. "Jangan lari lari bun, " Louis hanya mengacungkan jempol, setuju bergegas mengambil air dari dalam kulkas.

Sementara Phuwin mengerang kesal, air matanya beruraian ia memukul paha kakaknya cukup keras, Neo meringis, mengusap pahanya sendiri."mas Pond di pesawat itu, pesawat yang jatoh!"

komplek perumahan Joylada [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang