be your home

3.4K 261 35
                                    

Satang melenguh pegal bengkak di kedua kakinya, ia duduk meluruskan kakinya di sofa ruang tengah menunggu seseorang pulang, tangannya memijat kakinya sendiri yang rasanya seperti akan putus, tidak ada orang lain di rumah besar ini, art nya sudah p...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satang melenguh pegal bengkak di kedua kakinya, ia duduk meluruskan kakinya di sofa ruang tengah menunggu seseorang pulang, tangannya memijat kakinya sendiri yang rasanya seperti akan putus, tidak ada orang lain di rumah besar ini, art nya sudah pulang sore tadi jadi lah ia hanya sendiri disini.

Satang menghela nafas, hidungnya masam serasa ingin menangis, entah kenapa hormonnya belakangan ini jadi tidak stabil dan mudah terbawa suasana.

Satang masih berusaha menenangkan dirinya sendiri, menghirup harum minyak telon dalam genggamannya.

Ia mengambil ponselnya, untuk melihat jam disana, hanya memastikan. Keningnya berkerut, sudah hampir jam sepuluh malam, tapi suaminya belum mengabarinya apapun. Satang mendengus perasaan kesal bercokol dalam hatinya, pasalnya bukan kali ini saja, sudah hampir dua Minggu winny selalu pulang lebih larut. Dan bukannya Satang tidak tahu dimana lelaki itu berada, mereka berada di satu tongkrongan sebelumnya, dan sudah jelas ia sedang berada di sana, bersenang senang di basecamp, melakukan balap liar, pesta alkohol sambil memangku gadis murahan.

Satang mencoba mengiriminya pesan, seperti,

Rekan bisnis


Pulang jam berapa?

Kalo ga pulang pintunya gue kunci.

tidak ada jawaban apapun meskipun notifnya telah di baca, suaminya itu sudah sangat keterlaluan. Sampai Satang meneleponnya, tiga kali. Tidak ada satu panggilan pun terjawab.

Hatinya penuh sesak kesal bercampur dengan iri, Satang menyerahkan memutuskan untuk membiarkan bajingan itu pergi ke neraka!

Harusnya dulu ia tidak perlu setuju dengan keinginan si sialan itu untuk bertanggung jawab, seharusnya ia tidak luluh pada bujukan orang tuanya. Mungkin jika saat itu ia meminum obat terlarang yang diberikan temannya, ia masih akan berada di jalanan menikmati angin malam, berpesta, atau bahkan masih bisa menendang wajah sialan winny tanpa rasa bersalah.

Satang menyesal dengan keputusan bodohnya, ia menjadi seorang istri yang diam saja di rumah mengunci diri dari pergaulan, perutnya buncit kerena mengandung, tubuhnya jadi gemuk, dan di sia siakan bajingan tengik, bagus sekali Satang menangis sesenggukan.

Tiba tiba teleponnya berdering, winny meneleponnya kembali, dan dengan cepat satang mengangkat.

"Kenapa? Sorry ga ke angkat ga kedengaran tadi,"

Satang bisa mendengar suara keras musik di belakang suara suaminya, nafasnya jadi memburu, ia mengusap air matanya.

"Gue mau cerai! Balikin gue ke apartemen gue sekarang juga! "

Suara musik dari sebrang sana semakin terdengar semakin pelan, mungkin ia menjauh dari keramaian. Tapi Satang tidak perduli lagi.

"Hah? Gimana tang?"

komplek perumahan Joylada [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang