birthday

3.1K 209 22
                                    

"Mii, kaos kaki Nuyi dimana sihh?!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mii, kaos kaki Nuyi dimana sihh?!!"

"Di laci biasanya, "

"Enggak ada! Yang biru loh mii, yang ada gambar bintangnya! "

"Ada, cari dulu yang bener, keselip pasti."

"Gak adaaaa! "

Nanon mendengus kesal, segera mematikan kompornya sebelum menghampiri anak lelakinya yang luar biasa bawel seperti ayahnya.

Nanon berdiri di depan pintu, mendadak membeku hampir terkena serangan darah tinggi saat melihat kaus kaki satu laci berserakan di lantai.

Nanon menatap putranya sambil berkacak pinggang. "Kalo ga di beresin, mami bakar semua koleksi lego kamu. " Tegas berdamage.

Sementara Nuyi cemberut, "ya orang ga ketemu! "

"Bagus, ngomong sama orang tua bentak bentak. " Nanon kesal sekali sebenarnya tapi ia tetap turun memunguti kaos kaki itu untuk mencari yang putranya inginkan. Ribet emang anak si Pawat. "Kenapa harus yang biru sih, ini kaos kaki kamu ada selaci kenapa cari yang ga ada, pusing mami tuh, "

Nuyi masih cemberut, ia menunduk takut kelepasan emosi lagi sebenarnya.
"Udah janjian sama Cio, " Katanya takut takut.

Nanon menghela nafas, setelah semuanya kembali ke laci, yang mereka cari memang tidak ada. "Pake yang laen aja lah, "

Nuyi menggelengkan kepalanya, keras kepala. "Mau yang itu. "

"Kemaren latihan futsal pake kaos kaki yang mana? "

"Yang itu, "

"Masih di jemuran berarti, "

Tanpa di perintah Nuyi segera berlari pergi.

Daily activity rutin Nanon ya begitu, tidak suaminya tidak putranya, paling suka membuatnya marah di pagi hari.

Nanon mengusap perutnya, agak gembul memang, terlebih dedek bayi juga tumbuh dengan sehat.

Pagi ini mereka sarapan hanya berdua, suaminya baru pulang subuh tadi, Nanon mana tega membangunkannya.

"Hari ini Nuyi mau di anter mami, "

"Biasanya kan sama pa guru," Nanon meletakkan tumis wortel dan sosis di piring putranya.

Nuyi cemberut sambil menyisihkan wortelnya, "ya gapapa, kan Nuyi anak mami bukan anak pa guru,"

"Wortel bagus buat mata, kamu kalo ga mau makan wortel ga boleh pegang ipad. "

Manyunnya bertambah dua senti, setelah di tegur begitu. "Enak jadi anak pa guru kayaknya, mami bawel. " Selintas bayangan pa guru Ford yang tersenyum manis lemah lembut terbayang dalam benak Nuyi. Pasti enak jadi anaknya pa guru Ford, huh.

Nanon diam saja, mengabaikan ucapan putranya itu. Setelah sarapan, Nanon mengantarkan putranya berangkat sekolah.

Saat ia kembali masuk kedalam rumah, suasananya sepi seperti biasanya. Tapi kali ini entah kenapa Nanon merasakan nuansa yang berbeda.

komplek perumahan Joylada [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang