💛

706 118 27
                                    

"Kalo kamu ga pake kuning pokoknya jangan deket deket aku! "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalo kamu ga pake kuning pokoknya jangan deket deket aku! "

"Aku udah pake piyama kuning loh bae,"

Chimon menggelengkan kepalanya, "ngga mau, kamu bau aku mual banget."

Bau katanya, perth yang sudah mandi air kembang tujuh rupa hanya bisa tersenyum pasrah, "sama Piko juga ga mau? "

Anak itu menatap ibunya dengan wajah lugu mata besar berkilau meminta di pungut.

"Nggak juga, Piko bobo sama Daddy aja dulu." Tapi Chimon tetap tidak luluh juga.

Chimon dan segala jenis ngidamnya yang aneh berhasil membuat Perth merasa seperti kebakaran jenggot. Terakhir kali si manis lucu gula dunia itu meminta Perth mencukur kumis tipis Mark pakin yang mana itu malah membuat Ford menangis, karena ia lebih suka melihat suaminya berkumis.
Belum lagi Chimon meminta adik iparnya Winny jualan sate, dengan alasan belum pernah liat cina jualan sate, mau sate cina, katanya sambil merengek.


Perth setuju, malam ini ia tidur di kamar putranya tapi di tengah malam tiba tiba saja Chimon membangunkannya sambil menangis.

Jantungnya merosot ke lutut saat tiba tiba si lucu itu menangis sambil memeluknya, menindih lebih tepatnya.

"Hei, hei! Ada apa sayang? " Perth, setengah sadar tapi ia jelas khawatir anak mereka tergencet di dalam perut ibunya.

Chimon tidak mengangkat wajahnya yang sengaja di tenggelamkan ke ceruk leher suaminya.

Air matanya membasahi bahu Perth, itu yang membuatnya semakin khawatir, terlebih posisinya Chimon menindihnya yang tidur meringkuk memeluk Piko.

"Perutnya sakit? "

Chimon mengangguk tapi tidak mengatakan apapun selain terisak di telinganya.

Perth berusaha bangun dari posisinya untuk mengecek keadaan istrinya tapi Chimon sama sekali tidak mau melepaskan pelukannya.

"Sayang? " Perth kembali memanggilnya, ia mengusap pinggang chimon lembut, "ayo kita ke rumah sakit, hm? "

Chimon lagi lagi menggelengkan kepalanya, pelukannya jadi lebih erat.

Karena sepertinya Chimon sulit di bujuk, Perth berusaha membalik tubuhnya merih tubuh Chimon kedalam pelukannya, kemudian menggendongnya keluar dari kamar putra mereka, Perth tidak ingin menganggu tidur jagoannya itu.

Jujur itu berat, tubuhnya jadi lebih berisi karena memang sedang mengandung, lutut Perth sampai bergetar hanya menggendongnya sampai ruang tengah.

Perth mengusap airmata di pipi istrinya, rambutnya berantakan dengan hidung dan pipinya memerah, lucu sekali. Ia menghela nafas, "perutnya keram? " Mencoba kembali kuis tebak tebakan rumah tangga ini.

Chimon menatap suaminya dengan mata berkaca-kaca, "sakit.." Katanya, Perth segera mengusap perut buncit istrinya yang sudah menginjak delapan belas minggu itu.

komplek perumahan Joylada [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang