✨5

3.6K 254 20
                                    

Pagi ini Winny bangun lebih dulu, lima bulan terakhir ia memang terbiasa bangun pagi efek Satang yang terbiasa morning sicknes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi ini Winny bangun lebih dulu, lima bulan terakhir ia memang terbiasa bangun pagi efek Satang yang terbiasa morning sicknes. Di tengoknya wajah Satang yang ternyata masih terlelap dalam tidurnya.

Winny menghela nafas panjang, ia duduk menatap istrinya yang terasa semakin berisi itu. Ada perasaan menggelitik, ya pasalnya mereka hanya teman nongkrong yang kebetulan menjadi teman seranjang dalam ketidak kesengajaan, hanya teman biasa, sama sekali tidak ada unsur cinta cintaan.

Di usapnya pipi bulat lucu itu, bolehkah ia menciumnya? Winny bertanya tanya, hubungannya dengan Satang memang belum sedekat itu dalam hubungan pernikahan ini, meskipun keduanya telah resmi menikah lima bulan yang lalu. Rasanya masih sedikit canggung. Bayangkan saja menikah dengan teman satu tongkrongan, dimana mabuk dan balapan liar menjadi hobi masing masing. Sebenarnya Satang tidak sanggup meneguk alkohol lebih dari segelas, tapi egonya terlalu besar. Jadilah seperti ini, mereka berakhir di ranjang bersama.



"Liatin mulu, naksir ya lo," tiba tiba saja Satang membuka matanya, jujur winny agak terkejut saat dirinya tertangkap basah.

Ia berdehem pelan, " gue cuma kebangun, tumben ga muntah muntah,"

Satang mendengus, "engga sih, gatau lagi ga mual."

"Oh yaudah, " winny beringsut bangun dari kasur, tadinya ia berniat pergi ke dapur untuk mengambil air minum.

"Eh winn, mau kemana? Gue boleh nitip nggak?"

Winny menoleh, ia mengerutkan alisnya, " ke dapur, nitip apa?"

Satang hanya terdiam sebentar, ia menimbang nimbang untuk mengatakannya atau tidak.

"Bilang aja, lu ngidam lagi?" Balas winny cepat, pasalnya beberapa bulan ini juga ia sudah terbiasa menghadapi istrinya yang ingin ini itu di luar nalar, terakhir kali Satang meminta dirinya untuk mengenakan baju boxing lengkap dengan sarung tinjunya di jam tiga pagi.

Ia bilang perutnya terus keram dan tidak bisa tidur jika winny tidak menurutinya. Terpaksa dengan mata terpejam ia mengenakan pelindung kepala dan sarung tinju kemudian melakukan gerakan dasar. Winny bahan tidak boleh melepaskan itu semua sampai besok paginya.

"Mau bubur pake kuah soto,"

Winny mengangguk, "ohh itu, nanti gue beli ke depan."

"Tapi buburnya bubur kacang, 1.500 butir. "

Winny melotot kaget, jujur saja kadang ia merasa sangat frustasi dengan ini. "lu pikir cilok, di jual perbiji, mana ada orang gila ngitungin biji kacang ijo yang udah jadi bubur, mana pake kuah soto. Gila aja,"

Kan Satang juga sudah mengira pasti begini, ia hanya diam saja menarik selimutnya, sementara winny pergi keluar dengan kesal.





















"Bangun, makan," winny menarik selimut yang masih membungkus tubuh Satang di tepuknya pelan pipi bulat lucu itu.

"Gue nggak tidur, sabar napa sih!"

komplek perumahan Joylada [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang