karir atau keluarga?

2.5K 209 30
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




















Nanon melangkah malas turun dari kasur, ia baru saja tidur sekitar sepuluh menit, tiba tiba suaminya datang, seperti biasanya tanpa mengabari lebih dulu tau tau lelaki besar itu sudah berdiri di kamarnya meletakkan seluruh barang bawaannya di lantai.

Nanon turun untuk menyambut suaminya dengan pelukan hangat, udara di luar sedang dingin dingin nya suaminya ini pasti kedinginan.

Tapi jika di lihat dari wajah lelah yang masih tersenyum cerah itu, Nanon sama sekali tidak bisa kesal.

"Bocil udah tidur dari tadi? " Tanya Pawat, pelukannya erat di pinggang istrinya menciumi harum lembut baju Nanon yang khas. Ia melihat Nuyi sudah terlelap pulas di kasur mereka.

Nanon mengangguk, "padahal aku bawain pisang keju sama donat bakar," Nanon bergumam, pelukannya tidak mau di lepaskan semudah itu, hatinya masih sangat amat rindu.

"Jangan di bangunin anaknya, baru banget tidur dia tuh," pawat mengangguk mengerti, "yaudah aku mandi dulu, bau nih, kamu engga cium emang?"

Nanon menggelengkan kepalanya, ia tidak mau melepaskan suaminya, entah kenapa perasaannya jadi tenang, beberapa waktu lalu ia memang sempat memikirkan hal hal yang menyakiti diri sendiri, seperti bagaimana jika suaminya punya istri lain di luar kota sana, dan berbagai macam dugaan yang sebenarnya tidak berdasar. Bibit bibit pertengkaran memang.

"Kenapa?" Pawat bertanya lembut, sedikitnya ia mengerti istrinya mungkin dalam kondisi hati yang buruk. Tangannya mengusap rambutnya lembut, sayang sekali dengan manusia yang satu ini.

"Kangen aja," jawab Nanon asal, kemudian ia melepaskan pelukannya mendorong pawat menjauh, "gih mandi dulu. Kamu udah makan belum?"

Pawat menggelengkan kepalanya, ia melepaskan bajunya begitu saja, kemudian menjatuhkannya ke lantai tanpa berdosa, begitu juga celananya, ia hanya menggunakan celana dalam meraih handuk sebelum setengah berlari ke kamar mandi.

Nanon di sisi itu sudah melotot, berkacak pinggang, "kenapa sih ga bisa taro baju kotor di keranjang! Lama lama baju kamu aku bakarin semua biar tau rasa!" Meskipun kesal Nanon tetap memunguti baju suaminya untuk di letakkan di dalam keranjang, ia juga menyiapkan kaos nyaman dan celana training panjang untuk suaminya.

komplek perumahan Joylada [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang