🍖🍗🍡

3.6K 261 31
                                    

"Ka tolong ini karpetnya, bantu lah ibun dulu ini," Cia yang tadinya sibuk membawa bantal ke luar berlari ke arah Ibun nya, membantu Book menggelar karpet di halaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ka tolong ini karpetnya, bantu lah ibun dulu ini," Cia yang tadinya sibuk membawa bantal ke luar berlari ke arah Ibun nya, membantu Book menggelar karpet di halaman.

"Cio duduk dulu di sini ya? Ayah mau bawa keluar alat panggang nya dulu," Force yang mendapat hukuman untuk menggendong Cio seharian itu membujuk putra bungsunya itu untuk duduk di karpet yang sudah di gelar, tapi Cio menggelengkan kepala, menyusupkan kepalanya ke ceruk ayahnya dengan manja.

Force menghela nafas, sementara Book yang menyaksikan itu tidak ingin membantu, biarkan saja suaminya itu menanggung hukumannya.

"Daddy susah loh nak, nanti Daddy ambilin sosis oke?"

Cio kembali menggelengkan kepalanya, "Ibun tolongin dong ini anaknya," Force menyerah, ia repot harus mengatur segala hal untuk acara yang sudah di rencanakan tapi putranya ini ingin terus menempel di punggungnya.

Book mendengus. kan, tetap saja ia lagi yang harus turun tangan, dengan cemberut Book meraih Cio dalam gendongannya, anak itu sudah tumbuh tinggi dan jelas saja Book merasa keberatan.

"Sayang sama ibun dulu, Daddy mau bawa yang berat berat, " tidak sanggup berdiri lama lama, Book memilih untuk duduk saja di karpet membiarkan putranya duduk di pangkuan. "Nih liat Cio rapih piringnya, nah tisunya juga ya,"

Sementara itu Cia masih bersemangat keluar masuk rumahnya membawa piring gelas sendok garpu dan apapun yang ayahnya minta.















Dari setelah isya force sudah mulai menyalakan musik cukup keras dengan speaker, tamu tamunya mulai berdatangan, dengan semangat Force sendiri yang menyambut para tamu.

Senyumnya cerah, pokoknya hari ini ia bersemangat, tamu pertamanya datang, keluarga kecil Pawat dan Nanon,

"Eh udah dateng aja nih, " Pawat tersenyum, ia pergi menghampiri force yang sibuk membakar daging dan jagung, jika di perhatikan lagi ketua RT nya ini punya satu box es berisi seafood.

Pawat rasa malam ini akan benar benar ramai. "Yang laen belum dateng bang?" Pawat mengambil alih capit mulai membantu mencapit daging untuk di balik.

"Bentar lagi paling,"

"Daddynya Cio, Cio masih sakit ya," Nuyi yang berdiri di samping ayahnya itu juga penasaran kenapa temanya itu diam saja di punggung ayahnya.

"Iya nih lagi manja, Cio mau ya main sama Nuyi, tuh main mobil disana?" Nuyi mengangguk semangat, ia juga sudah bawa mobil mobilan truk miliknya.

Ya tanpa sengaja Pawat juga mendengar percakapan mereka, menatap anak itu tanpa maksud apapun. Cio dengan pasrah mengangguk, jika tetap bersama daddynya sudah pasti bersama daddynya Nuyi juga, itu lebih menakutkan.

Tiba tiba saja Cia datang sambil melompat lompat entah apa maksudnya, "eh, Nuyi jelek, " Pawat menoleh ke anak perempuan yang berdiri di sampingnya, berani juga anak ini, pikirnya.

komplek perumahan Joylada [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang