✨3

4.1K 290 21
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Nanon melotot saat melihat suaminya itu menarik kaos abu abu dari dalam lemarinya, yang membuatnya menyebalkan adalah baju yang ia tarik berada di tengah tengah tumpukan membuat baju di atasnya berjatuhan ke lantai, dan dengan tampang kriminalnya itu ia memasukan baju baju itu kedalam tanpa melipatnya lagi dengan benar.

Nanon yang tadinya berniat memanggil suaminya itu untuk sarapan bersama mendadak darah tinggi, ia menodongkan spatula yang di bawanya, " kamu mau kena tepak spatula panas atau beresin lemarinya!"

Pawat terkejut setengah mati, dengan senyum lebar ia menoleh, mendapati istrinya dengan pose menyeramkan lengkap dengan senjatanya. " Tenang tenang, nanti aku beresin ko,"

"Sekarang," Nanon memukulkan spatulanya pada pintu dengan galak. Hahh lelah sekali ia harus membereskan lemari setiap hari, baru kali ini ia melihat pelakunya tertangkap basah.

"Tapi aku laper, ayangg.." pawat dengan postur tubuh tinggi besar itu mengerutkan bibirnya bertingkah manja di depan induk singa.

"Gada makan sampe taun depan kalo kamu ga balikin kondisi lemari kaya semula!" Setelah mengatakan itu Nanon pergi mengabaikan suaminya itu.

Sementara pawat mendengus, ya ia juga tidak tau bagaimana caranya mengambil baju tanpa membuat susunan di atasnya berantakan.

Dengan pasrah ia melipat kembali baju baju itu, yahh ala kadarnya saja, terserah lah jika setelah ini ia masih di marahi istrinya ia hanya akan mendengarkannya saja.


























Pawat memeluk pinggang Nanon dari belakang, jahil memang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pawat memeluk pinggang Nanon dari belakang, jahil memang. Nanon yang tengah menyusun piring di atas meja makan terperanjat, ia menepuk tangan yang melilit pinggangnya.

"Ngagetin aja,"

"Makannya jangan ngelamun, kaya yang banyak hutang aja," pawat mencium pipi istrinya, sementara Nanon mendengus sebal.

"Awas dulu dong, aku mau ambil sup telor puyuh dulu nih buat anakmu,"

Tapi pawat tidak bergeming, yang ada ia malah mengeratkan pelukannya, " sebentar dong, kenapa sih ngurusin terus bokem itu,"

komplek perumahan Joylada [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang