-Alandar-
Haidar menaikkan satu alisnya. Ada apa gerangan Pak Zuhri ini?
"Yang beneerrr," goda Haidar
"Iya Haidar, sebenarnya saya tidak tega denganmu Haidar, saya tau permasalahan antara keluargamu denganmu," ujar Pak Zuhri membuat Haidar menyernyitkan alis.
"Bagaimana Bapak bisa tau?" tanya Haidar
"Alano yang kasih tau ke Bapak. Dia bilang..."
"Pak, sebenarnya..orang tua saya itu menganggap Haidar layaknya anak pembawa sial karna sebuah kejadian kejadian masa lalu yang jelas bukan kesalahan Haidar, saya lihat..Bapak nenyayangi Haidar, jadi saya mohon dan berharap Bapak bisa membuat Haidar merasakan bagaimana rasanya memiliki seorang Ayah karna Papa gak pernah nganggep Haidar ada, dan tolong rahasiakan ini kepada siapapun," ujar Alano saat itu.
Haidar mengangguk.
"Bapak boleh ikut, tapi..Bapak jangan terkejut ya nantiii dan harus ngerahasiain semuanya," ujar Haidar. Pak Zuhri mengangguk setuju.
"Haidar, Bapak ingin mengadopsi kamu. Kalau kamu Bapak adopsi Bapak jamin kamu akan mendapatkan kasih sayang seorang Ayah, saya sangat menyayangimu Haidar," ucap Pak Zuhri dengan nada lembut.
"Haidar takut Bapak bersedih setelah mengadopsi saya, suatu saat nanti.." ujar Haidar dengan lesu.
------
09.00Jam istirahat berdering. Sudah 2 jam Haidar habiskan di Ruang BK hanya untuk berbincang dan membahas olimpiade matematika yang besok ia laksanakan di Jakarta Pusat, Ia juga mengerjakan beberapa soal ulangan yang kemarin ia lewatkan karna ia tak berangkat sekolah.
Haidar berjalan santai dengan tas ransel hitam yang masih di gendongnya. Ia berjalan menuju kantin, ia sangat haus.
----
KANTIN MAHKOTA
Keadaan kantin sangat riuh karna ada suatu problem yaitu seorang senior kelas 12 yang sedang melakukan aksi bullying di tengah tengah kerumunan siswa dan siswi. Anggota BT berusaha melerai tapi tidak bisa, selalu ada saja gangguannya. Alano juga sudah berkali kali menggebrak meja tapi mereka tak ada takut sama sekali. Mereka bilang bahwa adik kelas tak ada apa apanya.
Haidar yang sedang memasuki kantin itupun menghela nafas panjang. Haruskah ia menerjang lautan manusia ini hanya untuk meminum? Oh ayolah ia sangat haus...
Haidar, tampilannya terlihat berbeda dari biasanya. Rambutnya berponi hingga menyentuh alis, mata coklatnya tajam mengkilat.
Haidar menyuruh minggir belasan siswa yang ada di kerumunan. Sampai di tengah, ia menarik kerah kakak kelasnya itu.
"SIAPA LO?!! BERANINYA LO!" teriak kakak kelas yang menjadi pelaku pembullyan itu.
Haidar terkekeh santai. Ia menunjuk tag name nya.
"Haidar Pasha C." ucap Kakel itu dalam hati.
"Lo sendiri siapa ha?!" ujar Haidar pelan, kondisinya masih belum stabil.
"Gue Arion! Keponakan dari pemilik sekolah ini!" jawab Arion yang tidak berteriak teriak lagi.
"Jangan mentang mentang lo keponakan pemilik sekolah ini, lo jadi sok berkuasa disini, ini sekolahan bukan area pembulian!" seru Haidar.
Arion tersenyum smirk lalu melayangkan pukulan ke Haidar tapi Haidar dengan sigap menahan pukulan Arion, ia mendorong tubuh Arion dan langsung membantu siswa seangkatannya yang tertunduk dengan rambut dan seragam yang basah karna korban bullyan Arion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alandar
Random"Sekarang boleh nyerah?" tanya Haidar seraya mengangkat tangannya dengan jari telunjuk dan jari tengah membentuk V, sudut bibirnya yang pucat itu tertarik hingga membentuk senyuman yang manis sekali. "Haidar udah capek" ucap Haidar, senyumnya mulai...