20. Pasien nakal

167 24 1
                                    

-ALANDAR-

Para suster menarik tirai untuk menutup kaca besar tembus pandang ruang ICU. Alina berusaha menghubungi mamanya namun tak kunjung di jawab.

"Siapkan alat pengejut jantung!" seru dokter Kevin

"Jangan atuh. Nanti Haidar syokk" ucap Haidar yang ternyata masih sadar

Dokter Kevin berdecak lalu menyentil dahi Haidar. "Dok, pasien kan.." ucap Suster yang berusaha menegur dokter Kevin yang malah menyentil dahi pasien.

"Biarkan, dia pasien nakal. Kalian keluarlah, biarkan saya di sini menghakiminya" ucap Dokter Kevin yang di angguki para suster.

"Jika di tanya sama yang di luar. Bilang saja, sedang di tangani oleh saya" ucap Dokter Kevin yang di angguki lagi oleh suster.

Para suster bergegas keluar. Sedangkan Dokter Kevin mengambil kursi dan duduk di samping brankar Haidar.

"Pasti ada maunya" ucap Dokter Kevin

"Lepas dulu" ucap Haidar seraya mencopot masker oksigennya.

"Huahh segarnya" ucap Haidar yang membuat Dokter Kevin terkekeh.

"Haidar sementara ini nggak mau ketemu sama mereka dan teman Haidar. Om tolong ya, bantu Haidar. Please.." pinta Haidar yang di angguki Dokter Kevin

"Ponsel Haidar mana Om?" tanya Haidar

"Ponselmu rusak, terus ada seseorang nawarin buat benerin" jawab Dokter Kevin

"Kok tahu?" tanya Haidar

"Kata Zero. Zero itu abangmu kan?" tanya Dokter Kevin yang di angguki Haidar

"Iya hehe" jawab Haidar

"Kamu anaknya Zain ya?" tanya Dokter Kevin

"Bukan" jawab Haidar

"Masak sih, tapi itu kenapa ada Alina Alano terus ada Syahla juga. Mereka kan Adik Kakak dan Ibu Casildo. Mereka juga panik waktu denger kamu kecelakaan. Terus Alano bilang kalau kamu adiknya" ucap Dokter Kevin

"Oh itu. Haidar emang deket sama keluarga Casildo. Jadi, mereka nganggap Haidar saudara dan anak mereka. Tapi bukan kok, mereka cuma sepupu Haidar. Kan, Haidar cuma punya Bang Zero" ucap Haidar yang di angguki Dokter Kevin.

"Wah, Zain Casildo dan keluarganya baik ya sampai bisa nganggap kamu anak gitu" ucap Dokter Kevin yang hanya di tanggapi Haidar dengan senyum tipis.

Nyatanya tidak begitu.

"Abangmu sudah kamu beri tahu tentang penyakitmu?" tanya Dokter Kevin.

"Sudah" jawab Haidar

"Bagus! Kamu rutin minum obat kan?" tanya Dokter Kevin.

"Minum kalau pengen aja" jawab Haidar yang tangannya malah di geplak oleh Dokter Kevin.

"Awww" ucap Haidar dengan ekspresi di buat buat.

"Yang benar saja! Kamu mau kembali sehat atau tidak?" tanya Dokter Kevin.

"Heum, kalau itu Haidar pikir pikir dulu" ucap Haidar yang membuat Dokter Kevin terkekeh.

AlandarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang