-ALANDAR-
Minggu, 17 Maret 2029
Cayzua Vassya Arnoldy saat ini sedang bekerja di sebuah cafe dekat rumahnya. Cafe bernuansa merah orange menggambarkan sebuah latar senja. Cafe Senja namanya. Ia sudah bekerja disini kurang lebih 2 tahun.
Saat Zua sedang mengantar minuman ke salah satu pelanggan. Mbak Nima--temannya menghampirinya.
"Ju, kamu di panggil sama pelanggan yang duduk di meja nomor 12," ucap Mbak Nima
"Iya mbak," jawab Zua lalu pergi menghampiri meja nomor 12. Disana ada seorang laki laki bertopi yang menunduk.
"Mau pesan apa, Mas?" tanya Zua dengan senyum manisnya.
"Mas mas! Emangnya gue mas mas gitu ha?!" seru orang itu.
Saat laki laki itu mendongak. Ohh Ternyata... Rio.
"Rio!" seru Zua
Rio hanya terkekeh.
"Tuh di cariin orang tuh, kalo tu orang baruu mas mas!" ucap Rio seraya menunjuk laki laki yang duduk di meja nomor 13Zua menoleh dan matanya membulat mendapati seseorang itu.
"K-kak Alex?" tanya ZuaAlex mengangguk. Zua kembali menatap Rio.
"Yo, kok lo bisa kenal Kak Alex?!!" tanya Zua Pada Rio
"Jadi....2 hari yang lalu gue disuruh Bang Alano buat bantuin lo ketemu sama Bang Alex, katanya Bang Alano yakin kalo Bang Alex tu bisa ngebantu lo buat ketemu keluarga lo!" jawab Rio
"Kenapa bisa gitu?" tanya Zua
"Karna nama panjang bang Alex itu Alexander Rassya Arnoldy, sama kayak lo Cayzua Vassya Arnoldy. Mungkin aja itu Abang lo kan?" tanya Rio
"I-Iya mungkin, udahlah! Kenapa kalian pada repot repot bantuin gue sih. G-gue juga udah bahagia kok hidup sendirian selama ini!" seru Zua yang bingung harus senang atau sedih.
"Kalau soal keluarga, gue bisa cari sendiri. Cuman, gue nggak mau kembali lagi ke Papa," ucap Zua
"Dasar gak tau diri, bocil! Kita udah repot repot nyariin keluarga lo," ucap Rio
"Y dah! Thanks! Lain kali nggak usah bantuin lagi" ucap Zua
Alex hanya diam memperhatikan perseteruan dua remaja di depannya itu.
"Mungkin kau memang adikku," ucap Alex
---
Alano datang dengan pasukan The Strength yang di ketuai Arief Saputra yaitu Senior mereka kelas 12.
"Lho? Nggak mampu kah sampai harus manggil pasukan orang? Hahahah" ejek Fernan yang membuat Alano geram
Alano membantu Leon karna Leon di keroyok 8 orang sekaligus.
"YANG LAIN MANA YON?" tanya Alano dengan berteriak karna suara ribut pertengkaran yang dapat menenggelamkan suaranya.
"RIO, GAVIN, SAMA RIZAL GAK ADA BANG!!" jawab Leon
"Salah satu dari mereka pengkhianat nya!" tambah Yoga yang satu kakinya menginjak perut anggotanya Fernan.
---
Alina dan Syahla kini sedang duduk di kursi tunggu, mereka menjaga Haidar yang masih koma walupun dari luar. Siapa lagi yang akan menjaga Haidar selain mereka? Tak ada. Tapi mereka salah, banyak yang mengenal sosok Haidar.
"Biar kami yang menjaga Haidar," ucap Pak Hendi--Kepala Polisi yang baru saja datang bersama beberapa polisi.
"K-kalian kenapa mau menjaga anak saya? Anak saya berbuat kesalahan apa?" tanya Syahla yang berganti posisi tadinya duduk menjadi berdiri. Pikirannya bercabang, ia takut Haidar membuat onar, ia juga takut akan sesuatu terjadi jika Zain mengetahui kabar Haidar yang kecelakaan. Karna Syahla tau Haidar orangnya terlihat bad boy tapi oh tydaak...anaknya itu good boy.
"Haidar tidak membuat masalah, malahan Haidar sudah membanggakan negri dan mengharumkan nama bangsa, kami di tugaskan untuk menjaga Haidar, karna mungkin saja ada banyak musuh yang menginginkan celakanya," ucap Pak Hendi
"A-apa?" Syahla tak salah mendengarkan? Masak iya karna prestasi saja Haidar bisa di lindungi.
"Maaf, Haidar menyuruh kami merahasiakannya sampai suatu saat nanti," ucap Pak Hendi
"Anda bilang kalau Haidar putra anda? Bukankah anda itu suami dari Zain Casildo? Bukankah putra anda hanya Alano Zain Casildo dan Alina Wahda Casildo?" tanya Pak Hendi yang membuat Syahla bingung dan Alina menjelaskan apa yang terjadi.
---
MANSION ARNOLDY
"AYAH!!" panggil Alex yang kini memasuki mansion di ikuti Zua dari belakang
"Iya Alex, jangan teriak teriak dong," tegur Arnoldy--Sang Ayah
Suara itu. Suara yang terdengar tak asing di telinga Zua.
"Siapa dia Alex? Pacarmu? Tidak Alex, dia terlalu muda! Lagipun kau harus mengurusi perusahaan dulu! Jangan pacar pacaran!" Peringat Arnoldy
"Kak, aku pergi saja" cicit Zua pada Alex dengan menunduk karna tak berani menatap orang yang dulu menolak kehadirannya.
"Apa benar aku memiliki adik perempuan, Yah?" tanya Alex
Deg
Mengapa Alex tiba tiba bertanya seperti itu? Jangan jangan gadis itu..
"SIAPA DIA ALEX!" seru Arnoldy
"Zua pah, Adik Alex yang ayah usir kan?" jawab Alex
Arnoldy mencengkram tangan Zua dengan emosi yang menggebu gebu, lalu menyeret Zua ke luar mansion.
"Ayah jangan Ayah!" ujar Alex yang berusaha mengejar Arnoldy
"DENGAR KAMU! KAMU ITU BEBAN DI ARNOLDY! PERGI DAN JANGAN INJAKKAN KAKIMU DI MANSION MILIKKU! KENAPA KAMU MAU KEMBALI HA?!! KAMU MAU MEREPOTKAN SAYA IYA?!! CUIH! SAYA TIDAK AKAN MENERIMAMU! SAMPAI KAPANPUN ITU!" seru Arnoldy membuat Zua menangis. Bukan karna bekas cengkraman tangan ayahnya, melainkan dirinya yang masih belum di akui ayahnya.
Zua mendongak dan memberanikan diri menatap sang Ayah dengan mata berkaca kacanya.
"Wajahnya, mengingatkanku pada Assya," batin Arnoldy
"Baik, saya pamit pergi," ucap Zua yang kemudian berlari keluar pekarangan mansion yang luas itu.
Tubuh Arnoldy seketika membeku.
"AYAH APA APAAN SIH! DIA ITU ADIK ALEX!!" seru Alex yang kemudian berlari menyusul Zua.
"ALEX! KAMU MAU KEMANA!! ALEX!!"
--
Di sebuah tempat yang gelap dan serba hitam dengan lampu meredup dan sebuah kursi taman berwarna putih. Disinilah Haidar berada. Ia menangis dan terus mengadukan masalahnya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Di kejauhan sana ada 2 Remaja yang berdiri tersenyum kepadanya.
"S-siapa kalian?" tanya Haidar
"Aku Muhammad Alsyhab dari Negara Arlesyan 2028, negri tersembunyi dari benua tersembunyi pula, ah anggap saja negaraku negara fantasi," jawab Remaja yang berpakaian putih yang ada di paling kanan yang kira kira satu tahun lebih muda darinya.
"Aku Ilham Alvian dari Jakarta tahun 2026," jawab Remaja berusia 12 tahun yang ada di samping Alsyhab.
Dari masa lalu semua?
Seorang Remaja bernama Alsyhab duduk di samping kanan Haidar lalu menatap sayu Haidar.
"Hidupku tidak pernah tenang, negaraku sering di serang. Tidurpun tak tenang, bagaimana jika rumah kami di bom atau peluru menembus tubuh kami" ucap Alsyhab
Membuat Haidar balik menatap Alsyhab dengan alis yang menyernyit.
Remaja bernama Ilham juga duduk di samping kiri Haidar. "Aku telah mati," ucap Ilham membuat Haidar menatap Ilham dan Alsyhab secara bergantian.
"Kau jangan terlalu lama bersedih, kami lebih menderita darimu, dan ada yang lebih menderita lagi," ucap Alsyhab
"Tapi gue udah capek," ucap Haidar
Bersambung....
Alsyhab dari Cerita 'Arlesyan'
Ilham dari cerita 'Surat Surga'
KAMU SEDANG MEMBACA
Alandar
Random"Sekarang boleh nyerah?" tanya Haidar seraya mengangkat tangannya dengan jari telunjuk dan jari tengah membentuk V, sudut bibirnya yang pucat itu tertarik hingga membentuk senyuman yang manis sekali. "Haidar udah capek" ucap Haidar, senyumnya mulai...