06. Di usir

227 29 5
                                    

-Alandar-

Setelah sekian banyaknya anak tangga yang Haidar lewati dengan penuh tenaga, ia kini sampai di depan pintu kamarnya, ia membuka kamarnya dan segera berjalan menuju tas ranselnya. Ia mengambil beberapa butir tablet yang ada di plastik yang di beda bedakan. Ia menelannya tanpa minum.

Tubuhnya terasa sakit sekali. Banyangkan, sehari berkelahi 2 kali dalam waktu malam hari yang sama? Gila!

Ting!

Pesan masuk di HP Haidar, ia membuka dengan nafas yang ngos ngosan

Danesh
Online

Dar, anggota BT udah di mansion, mereka lagi mengobati luka mereka

Bagus, mereka semua selamat 'kan? Siapa yang luka parah? Dan seberapa parah lukanya?

Alhamdulillah, selamat semua. Yaaa gak ada yang parah si, cuma lebam lebam kyk Bang Alano, tapi tetep aja remuk rasanya.

Alhamdulillah kalau gitu, selesai ngobatin luka. Suruh mereka tidur saat itu juga!

I

ya dar


--------

Haidar menggeletakkan HPnya di lantai. Dan Ia merebahkan tubuhnya di kasurnya. Ia memandang langit langit kamar. Sebuah pemikiran terlintas di benaknya.

"Banyak masalah yang harus ku selesaikan, tapi tubuhku semakin melemah, mulai sekarang Aku harus lebih bergerak cepat menghadapi segala konflik," gumamnya

Bugh!

Ia memukul kasurnya.

"Bagaimana jika Aku pergi tanpa pernah merasakan rasanya di peluk Papa sama Mama?"

"Apa mereka senang, karna anak pembawa sial yang mereka hindari sudah tidak ada di dekat mereka lagi?"

Bayangan bayangan kemungkinan itu membuat kepalanya pusing. Haidar memejamkan matanya, membiarkan rasa sakit pada lukanya yang lebih parah dari anggotanya. Ia tak mengobati lukanya, ia sudah cukup lelah saat ini.

Ia tertidur dengan kondisi terluka dan Jaket yang masih ia kenakan.

<>

23 Februari 2029
Pukul 06.00

Geng Blaze Tiger kini sedang berada di ruang makan, ada Alano juga disana. Mereka memakan masakan bersama yang mereka masak subuh tadi di dekat kolam. Mereka kini mengenakan seragam sekolah yang sama karna mereka dari SMK Mahkota semua.

Mereka belum memakan makanan mereka, mereka menunggu Haidar.

Haidar menuruni tangga dengan jaket kulit hitam polos yang di kenakannya, kepalanya ia plaster dengan plaster luka. Sudut bibirnya yang tadi malam berdarah sudah ia bersihkan. Ia mengenakan topi hitam dan kaca mata hitam, serta sepatu putih hitam bertali yang di kenakannya. Auranya begitu pekat.

Haidar melemparkan senyum kepada mereka lalu berjalan ke arah pintu mansion. Haidar berjalan melewati mereka yang melongo melihat Haidar yang hari ini terlihat....super tampan di tambah lagi dengan senyum yang jarang mereka lihat dari Haidar.

Tiba tiba saja teriakan Alano menghentikan langkah Haidar.

"Sarapan dulu, Zo!" seru Alano yang kini beranjak dari duduknya.

AlandarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang