Dokter kevin dan para suster bergegas ke ruang rawat Haidar kala mendapat panggilan darurat otomatis.
"Cepat cepat!"
Polisi yang awalnya berjaga di depan, hanya berjaga satu hari pasca kecelakaan saja.
Saat memasuki ruangan, alangkah terkejutnya mereka saat mendapati Haidar tidak ada di ruangannya. Ranjangnya berantakan dan 3 jarum suntik kosong berjatuhan di bawah.
"Gawat! Pasien di culik!"
Dua suster menghubungi para petugas keamanan dan petugas pengawas, satu suster mendatangi tempat administrasi untuk menghubungi keluarga Haidar sedangkan suster lainnya keluar ruangan ikut mencari dan Dokter Kevin meneliti jarum suntik yang di lantai ruangan.
Dan selang 18 menit kemudian, Zero datang dengan nafas tersenggal senggal. "Dimana? Dimana adik saya?" tanya Zero
"Maaf, pasien di culik dalam keadaan kritis" ucap seorang suster yang membuat Zero melotot kaget. Tidak, jangan. Dia bahkan belum membalas budi kebaikan Haidar selama ini.
Zero pergi keluar rumah sakit. Dan menghubungi puluhan bodyguard Alandar untuk mencari Haidar secara bersama sama.
--
Hingga adzan subuh berkumandang, Haidar belum juga di temukan. Cctv di retas, dan ketika semua saksi di tanyai, mereka menjawab tidak tahu.Renan datang bersama Alano, Alina, Syahla, dan Leon. Mereka semua cemas akan keadaan Haidar.
--
"CEPAT BAWA PASIEN KE UGD! SEGERA TANGANI!" seru Seorang remaja laki laki yang baru saja membaringkan tubuh seorang remaja yang masih memakai pakaian rumah sakit di bankar
"Baik, tuan"
Para suster mendekat dan langsung menggiring bankar menuju UGD.
--
"Tuan, Haidar hilang di culik"
"BAGAIMANA BISA? JADI? RENCANA GAGAL?"
"Kami rasa tidak, Tuan. Saya dan rekan saya sudah menyuntikkan cairan tersebut sebanyak 3x. Dan Haidar kejang kejang parah. Jadi, Haidar di culik dalam keadaan kritis"
"BAGUS! DIA PASTI AKAN LEKAS MATI!"
----
Di sebuah gedung putih yang menjulang tinggi. Bergaya mewah dan modern. Semua pintu di tutup rapat, di dalamnya..ratusan orang menjalin kerja sama, bersama sama menutupi satu pasien yang nantinya akan amat di jaga.
Haidar. Tepatnya disini, dia sebagai Alandar.
Alandar Pasha.
"Tuan, pasien sudah sadar. Keadaannya membaik dengan cepat karna serum yang tuan berikan" ucap salah seorang suster pada seorang pemuda yang berdiri tegap dengan jas hitamnya.
"Ya" responnya lalu beranjak pergi.
Ctak!
Tirai terbuka otomatis.
Pasien yang tengah menutup mata perlahan membuka matanya.
Objek yang pertama kali di lihatnya adalah siluet seorang laki laki dengan background langit biru berawan yang terlihat dari jendela besar.
"Sudah sadar ya?" tanya seorang laki laki itu yang kemudian berbalik.
"Androe?" tanyanya
"Iya, Alandar" jawab seorang laki laki yang bernama Androe itu.
Androe Fauzan R. Seorang remaja yang seusia Haidar yaitu 15 tahun.
"Gue dimana?" tanya Haidar
"Rumah sakit" jawab Androe
KAMU SEDANG MEMBACA
Alandar
Random"Sekarang boleh nyerah?" tanya Haidar seraya mengangkat tangannya dengan jari telunjuk dan jari tengah membentuk V, sudut bibirnya yang pucat itu tertarik hingga membentuk senyuman yang manis sekali. "Haidar udah capek" ucap Haidar, senyumnya mulai...