45. Halusinasi?

77 20 3
                                    

-ALANDAR-

Setelah ketiganya saling diam dan melempar tatapan sinis, Alina pun berniat memecah keheningan karna teringat sesuatu yang harusnya ia sampaikan sejak bulan bulan lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah ketiganya saling diam dan melempar tatapan sinis, Alina pun berniat memecah keheningan karna teringat sesuatu yang harusnya ia sampaikan sejak bulan bulan lalu.

"Oh ya, Bang!"

"Ya?"

"Ada pesan dari Kak Androe" ucap Alina yang membuat Haidar mengerutkan alisnya.

"Androe? Tumben. Pesannya apa?" tanya Haidar

"Di suruh buka laci. Di situ ada banyak surat yang Kak Androe kirim setiap sebulan sekali. Mama yang naruh suratnya di laci Bang Anzo" jawab Alina

"Sok sokan make surat. Lewat chat kaga bisa kah ya" ucap Alano

"Nomor gue kan ganti, Bang. Dia kaga tau nomor gue paling" ucap Haidar

"Owalaa ya ya masuk akal. Eh katanya dia kabur ke Australia loh" ucap Alano

"Iya? Masa sih? Nggak di cariin Bapaknya emang?" tanya Haidar

"Iya ya. Nggak ada kabar tuh kalau Om Rafa nyariin anaknya itu. Kayak nggak terjadi apa apa. Udah terbiasa kali ya tu anak kabur kaburan" ucap Alano

"Tapi kata Kak Andreo, Kak Androe emang sejak SD jarang di rumah" ucap Alina

"Wah kelayapan tu anak. Pasti Emak Bapaknya capek nasehatin dia" ucap Alano

Haidar terdiam. Dia jadi teringat saat kelulusan SDnya. Dia dihampiri oleh Androe yang saat itu tidak memakai seragam sekolah, Androe hanya memakai jaket dan celana training datang ke sekolah dengan sepeda berwarna biru.

"Andro! Kamu kemana aja?" tanya Haidar

"Jalan jalan hehe" jawab Androe. Namun pandangan Androe bukan ke Haidar melainkan ke anak SD sekelas Haidar yang tengah tersenyum lebar dengan orang tuanya yang ada di kanan kiri menggandeng anak laki laki itu.

Haidar yang menyadari itu hanya terdiam mengamati. "Kamu sih jarang berangkat! Nggak ikut acara kelulusan juga! Kamu.. nggak lulus ya? Aduh! Bandel sekali. Sana gih samperin orang tuamu sama Andre sana! Mereka pasti nyariin kamu!" seru Haidar yang digelengi Androe

"Nggak ah. Mereka kan maunya Andreo bukan Aku. Mereka nggak nyariin Aku. Lihat aja mereka senyumnya lebar tanpa ada Aku. Sudah lah! Aku pergi dulu ya!" pamit Androe

"Eh? Mau kemana?" tanya Haidar

"Ntah. Ke angkasa mungkin?" jawab Androe

AlandarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang