-ALANDAR-
"Kalau merasa dunia kejam, acuhin aja! Biarin aja dunia kejam! Asal bukan kita yang kejam mah asikin aja tsayy!!"
-▪︎-
"Loh?! Rambut gue? SIAPA YANG MOTONG RAMBUT GUE?!!!!" teriak Haidar seraya memandangi wajahnya yang ada di cermin.
"Napa sih?" tanya Leon
"Dar, lo abis mimpi apa sampe lo bawa bawa ke dunia nyata gini?" tanya Danesh
"Hah?"
"Mimpi?"
Haidar menatap langit langit ruangan, memorinya berputar ke masa masa lampau.
"LO TUH CUMAN ANAK PUNGUT! PERGI LO DARI KELUARGA OM ZAIN!"
"G-gue anak kandung Ayah.."
"MIMPI LO! ANAK OM ZAIN ITU CUMA DUA! LO ITU CUMAN ANAK YANG DI PUNGUT DAN DI KASIHANI! SADAR GOBL*K!! BUKANNYA SADAR MALAH NGELUNJAK SAMPAI MINTA DI SEKOLAHIN DI MTS ELIT YANG JELAS JELAS NGELUARIN BANYAK BIAYA!"
"LEON!"
"APA? LO MAU MENYANGKAL? SELAIN PAKAI UANG LO MASUK MTS PAKAI APA EMANG? BEASISWA? ELO KAN BODOH! LO LUPA YA? PERINGKAT LO BAHKAN NGGAK ADA DI 200 BESAR PARALEL! LO KIRA MENTANG MENTANG GUE NGGAK SATU SEKOLAHAN SAMA LO, TERUS GUE NGGAK TAU? DASAR BEBAN!"
"Kenapa lo ikut campur urusan gue? Gue ada salah apa sama lo? Kenapa lo se benci ini sama gue? Hah?!"
Haidar mengepalkan tangannya hingga buku buku jarinya memutih.
Haidar melirik tajam ke arah Leon lalu beranjak dari tempatnya tanpa meninggalkan sepatah kata.
"Dia kenapa?" tanya Danesh seraya memandangi Haidar yang keluar dari pintu utama mansion dengan langkah terburu.
"Efek operasi?" tebak Leon
"Bisa jadi bisa jadi"
----
"Nggak usah di temenin, dia itu pembunuh. Masak udah di angkat jadi anak eh malah adek sama ibu angkatnya di bunuh. Kejam kan? Dia itu psikopat makanya jangan deket deket sama dia"
Haidar menunduk memegangi kepalanya dengan kuat. Kakinya terus melangkah tanpa arah tujuan.
Bahkan dia tidak melihat ke depan melainkan ke aspal yang di pijaknya. Memori memori buruk masa lalu terus berkelebatan di kepala.
"Gue pikir pikir kayaknya lo beneran anak pungut. Lo sadar nggak sih? Bahkan nama lo aja beda sendiri? Gue sama Alina di awali Al tapi lo? Haidar? Pfft. Fiks anak pungut sih"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alandar
Random"Sekarang boleh nyerah?" tanya Haidar seraya mengangkat tangannya dengan jari telunjuk dan jari tengah membentuk V, sudut bibirnya yang pucat itu tertarik hingga membentuk senyuman yang manis sekali. "Haidar udah capek" ucap Haidar, senyumnya mulai...