-ALANDAR-
"Bahagia itu sederhana. Dan bahkan sesederhana itupun aku tidak mampu menggapainya"
▪︎-▪︎
Suara langkah kaki yang serempak terdengar jelas di telinga Haidar. Baris berbaris terbentuk dari pemuda pemudi berseragam olahraga. Langkah kaki yang begitu kompak dan rapi.Disinilah Haidar dan Rizal berada. Duduk di tepi lapangan yang biasa di buat anggota paskibra latihan.
"Tadi, lo kenapa kayak musuhan sama Wafa?" tanya Haidar
Rizal hanya diam, pandangan Rizal masih tetap pada pemuda pemudi yang latihan paskibra.
Haidar menghela nafas lalu melempar botol air mineral kosong ke arah tong sampah yang tersedia. Tepat! Botol tersebut masuk ke tong sampah.
"Jangan larang gue buat berteman sama siapa aja....
....Gue pengen punya banyak teman," ucap Haidar yang membuat Rizal menoleh ke arahnya. Rizal masih tetap diam.
Haidar memandang nabastala kelabu dengan pandangan penuh rasa sakit. Andaikan hati yang terluka dapat di lihat jelas layaknya langit mendung yang menggambarkan kesedihan... maka dia tidak perlu lagi berpura pura menutupi luka lara hatinya.
"Karna sebelumnya, gue nggak punya satupun teman" tambah Haidar
"Bohong kan lo! Ya kali satupun kaga ada" ucap Rizal seraya tertawa remeh.
"Gue korban perundungan" ucap Haidar, padangannya masih pada langit kelabu.
"Serius?" tanya Rizal yang agak terkejut mendengar fakta tersebut. Karna, Rizal kira Haidar ini orang kaya jadinya memiliki banyak teman. Tapi ternyata, tidak punya teman?
"Sorry, lo tuli dari lahir?" tanya Rizal
"Nggak. Gue tuli gara gara kecelakaan sebelumnya" jawab Haidar
"Terus? Kenapa lo dibuli?" tanya Rizal
"Ah udah lah. Ayo balik! Nanti di cariin Ibuk! Langit juga makin gelap, keburu hujan" ajak Haidar seraya beranjak dari duduknya dan berjalan duluan menuju tempat parkir.
"Tch! Lo siapa sih sebenernya!" seru Rizal
Haidar berbalik. "Kenapa emang? Yang penting mah gue bukan NAPI" ucap Haidar yang membuat Rizal kesalnya berkali lipat
"Gue curiga. Lo amnesia kan?" tanya Rizal yang berjalan menghampiri Haidar
"Hah?"
"Pasti kalau lo ketemu orang yang pernah lo temui atau orang terdekat lo, kepala lo jadi pusing karna lo ngerasa pernah ketemu orang itu" ucap Rizal
Haidar terdiam sejenak. Karna ucapan Rizal ada benarnya. "Gue rasa nggak. Gue bukan cuman sekedar pusing. Tapi sakit, nyeri, kebas, rasanya kayak di hantam sama besi. Bahkan gue sampai pingsan" ucap Haidar
KAMU SEDANG MEMBACA
Alandar
Random"Sekarang boleh nyerah?" tanya Haidar seraya mengangkat tangannya dengan jari telunjuk dan jari tengah membentuk V, sudut bibirnya yang pucat itu tertarik hingga membentuk senyuman yang manis sekali. "Haidar udah capek" ucap Haidar, senyumnya mulai...