-Alandar-
"Perpisahan itu selalu ada, tapi sayangnya Aku tidak pernah siap menghadapinya," -Haidar Pasha Casildo
---◇◇◇---
19.00
Alina dan Alano kini bersama sama memohon pada Sang Papa agar Haidar kembali lagi ke rumah atas permintaan Sang Papa.
"Hiks, Alina mohon, Paaa!" rengek Alina yang kini memeluk Sang Papa dari samping.
"Alano mau cari Alanzo!!" seru Alano yang berusaha keluar mansion tapi di tahan bodyguard mansion.
"Maaf tuan muda! Tidak bisa," ujar salah satu bodyguard
"Arghh!! Ayo Alina! Kita pergi!" seru Alano
Tlip
Listrik padam (mati), seluruh penghuni mansion panik.
Alano dan Alina tersenyum licik.
"Ayo Lin," bisik Alano
Alano dan Alina berlari keluar Mansion dengan berlari lari kecil, mereka akan mencari Alanzo.
Alano berjalan beriringan dengan Alina dengan berbekal senter HP milik Alano mereka berjalan menyusuri jalanan yang gelap.
Mereka terus fokus ke jalanan depan.
Fokus Alano teralihkan pada seorang remaja laki laki yang sedang merokok di tepi jalan.
Alano segera menghampiri laki laki tersebut, diikuti Alina yang membuntutinya.
"Anzo!" panggil Alano yang membuat laki laki itu menoleh.
Bukan, Dia bukan Alanzo bahkan orang Itu berusia lebih tua dari mereka.
"M-maaf Kak, kita salah orang," ujar Alano yang meminta maaf kepada orang tadi.
"Iya gapapa Dek," ujar orang itu yang kira kira berusia 25an
Alano dan Alina kembali mencari keberadaan Haidar.
"Abang kan tau sendiri, Bang Anzo itu gak suka sama rokok," ujar Alina
"Iya, tapi mungkin aja Anzo ngerokok kalau lagi stress," ucap Alano
Sayup sayup mereka mendengar suara isak tangis seseorang.
"Siapa yang nangis, Bang?" tanya Alina
"Gak tau Lin," jawab Alano
Alano menyenteri segala sudut dan menemukan seorang remaja yang meringkuk dan terisak. Remaja yang memiliki rambut coklat ke hitaman dengan berbalut jaket hitam kulit. Itu pasti Haidar.
Alano berlari menghampiri seseorang itu, dan tanpa aba aba dan basa basi ia langsung memeluk seseorang itu.
Merasa ada yang memeluknya, lantas seseorang itu mendongak dengan wajahnya yang basah karna air mata. Ia melihat ke sekitaran disana ada dua orang yang familiar menurutnya. Itu kedua saudara saudarinya yaitu Alano dan Alina. Dia Haidar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alandar
Random"Sekarang boleh nyerah?" tanya Haidar seraya mengangkat tangannya dengan jari telunjuk dan jari tengah membentuk V, sudut bibirnya yang pucat itu tertarik hingga membentuk senyuman yang manis sekali. "Haidar udah capek" ucap Haidar, senyumnya mulai...