-ALANDAR-
"Nak, sejahat jahatnya ibu, pasti tidak rela anaknya terluka.." -Syahla
🦋🦋🦋
09.30
Saat ini Haidar dan Syahla sedang berada di sebuah taman yang begitu sejuk dan asri. Haidar sangat bingung dan batinnya bertanya tanya. Mengapa Mamanya membawanya kemari? Ia kira ia akan di usir dari rumah lagi. Tapi nyatanya tidak.
Syahla menghela nafas panjang, lalu mengambil sebuah amplop dari saku cardigan nya.
"Jelaskan Haidar" pinta Syahla seraya menyodorkan amplop itu. Terdengar suaranya bergetar seperti ingin menangis.
Haidar mengambil amplop itu dan dari sampulnya saja ia bisa melihat bahwa itu surat dari rumah sakit yang berisi tentang salah satu penyakitnya.
"Hiks, kenapa kamu gak bilang ke Mama, Dar?" tanya Syahla yang kini sudah terisak.
"Kalau Haidar bilang Ke mama, pasti mama gak percaya. Lagipun, Mama udah nggak peduli lagi kan sama Haidar?" ucap Haidar yang mampu membuat hati Syahla mencelos begitu saja.
"Maafin Mama Haidar, maafin Mama karna udah bersikap acuh Ke kamu, tapi asal kamu tau Mama diam diam memperhatikan kamu, Mama peduli sama kamu walau gak secara terang terangan, karna Mama bingung..Mama harus bersikap seperti apa setelah kedua orang tua Mama meninggal karnamu.." ujar Syahla yang membuat setitik air mata Haidar menetes
"Karnaku ma? Nggak ma! Kakek meninggal karna penyakit j-jantung--" Haidar memotong kata katanya, ia tak sanggup berkata karna penyakit yang membuat kakeknya meninggal sama seperti yang di deritanya.
"--Dan nenek meninggal karna di bunuh, dan jelas bukan Haidar pembunuhnya..setiap Haidar mau jelasin pasti Mama dan Papa nggak kasih kesempatan. Apa karna waktu itu Haidar masih balita, terus Haidar bisa pasrah aja tanpa bisa tau apa yang terjadi? Enggak ma, Haidar tau kronologinya," ujar Haidar yang membuat Syahla menoleh ke arahnya.
"Bagaimana bisa?" tanya Syahla
Haidar terdiam menatap kosong jalanan depan yang ramai pengendara sepeda dan skateboard.
"Waktu itu Haidar umur 3 tahun, Haidar masih balita dan mereka pikir Haidar gak tau apa apa, tapi mereka salah. Justru Haidar tau sedetail detailnya tentang kronologi kematian Nenek Dewi, karna apa? Karna itu adalah kejadian yang tidak pernah bisa Haidar lupakan,"
"--waktu itu Haidar dan Nenek Dewi lagi di taman belakang apartmen yang kita gunakan untuk tinggal sementara karna ada renovasi di Mansion Casildo. Nenek sedang menyuapi Haidar saat itu, tapi tiba tiba Nenek menggendong Haidar, dan memilih Haidar bertukar posisi lalu Nenek memeluk Haidar, lalu disaat itu Haidar melihat ada seseorang bertopeng yang menusuk Nenek, tapi kalian semua salah faham! Dan bilang karna nenek dekat Haidar, nenek jadi kena sial! Tapi kalian salah! Papa salah ma! Nenek meninggal karna ditusuk sama musuh bisnis papa!" ucap Haidar menjelaskan semuanya yang membuat Syahla menatapnya tak percaya.
"Bagaimana kamu tau kalau itu musuh bisnis Zain?" tanya Syahla yang tak menyangka dengan pernyataan Haidar.
"Haidar mengusut kasus itu saat Haidar umur 7 tahun! Susah, karna Haidar masih belum cukup umur buat masuk ke lokasi lokasi yang Haidar harus datangi. Musuh Casildo lah yang udah buat kedua orang tua Papa dan kedua orang tua mama meninggal! Bahkan mereka berniat ingin membunuh dan membantai tuntas Keluarga Casildo!" Jawab Haidar yang membuat Syahla membekap mulutnya tak percaya.
Syahla menarik tubuh Haidar yang mulai terisak itu ke pelukannya. Pelukan hangat yang amat di rindukan Haidar.
"Maafin mama Haidar," ucap Syahla seraya mengusap surai Haidar yang harum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alandar
Random"Sekarang boleh nyerah?" tanya Haidar seraya mengangkat tangannya dengan jari telunjuk dan jari tengah membentuk V, sudut bibirnya yang pucat itu tertarik hingga membentuk senyuman yang manis sekali. "Haidar udah capek" ucap Haidar, senyumnya mulai...