46. Bangun, Haidar!

115 17 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







"Bangun Haidar! Sadar! Kamu mau mati?"






























"Kamu masih muda, jangan mati"








































"Masih ada banyak hal yang belum kamu coba"




































"Jangan buat Ayahmu berduka untuk kelima kalinya"


























"Bangun, Haidar Pasha!"





















HAH!

Haidar terbangun dengan nafas terengah engah dan keringat yang membasahi tubuh.

Saat terbangun, yang pertama di lihatnya adalah langit langit plafon. Haidar bangun dari tidurnya, matanya menyusuri sekeliling. Ruangan serba putih dengan satu tempat tidur berwarna putih juga. Selain itu tak ada apa apa.

Terdapat banyak bekas cakaran di dinding. Dimana dia? Apa suara bisikan tadi? Dimana Adik dan Kakaknya?

Ting! Tong!

Haidar mengerutkan alisnya saat mendengar suara bel rumah yang begitu keras seperti tepat berada di telinganya.

Ting! Tong!

Tunggu, tepat di telinganya...

Ting! Tong!

Haidar segera menoleh ke kiri dan  terlonjak kaget saat bel berbunyi ketiga kalinya.

Rupanya bel tersebut berada tepat di sampingnya.

Ting! Tong!

Haidar kesal dan tanpa pikir panjang langsung mencopot bel tersebut dari colokan listrik lalu membantingnya secara asal.

Tyar!

"Rasain! Bikin budeg aja aseli" monolognya.

Krieeet!

Pintu terbuka pelan. Haidar menoleh ke asal suara dan mendapati sosok pemuda berseragam serba putih dengan menatap datar dirinya.

Haidar yang merasa sangat mengenal sosok pemuda itupun lantas membulatkan matanya karna info terakhir yang diterimanya, pemuda yang ada di ambang pintu itu tengah berada di Australia.

"Welcome to their world, Haidar Pasha Casildoucap Pemuda tersebut seraya menekankan marga Casildo di belakang nama Haidar.

"Apa maksut lo? Androe! Udah dewasa aja, Bro! Makin seger nih dilihat lihat. Gimana? Udah balik kumpul sama keluarga apa belom? Udah akur sama Andreo? Sekolah dimana sekarang?" tanya Haidar secara bertubi tubi dengan semangat karna bertemu dengan teman semasa kecilnya.

AlandarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang