10. Uncle!

170 26 4
                                    

-Alandar-

Haidar datang dengan secup es krim jumbo rasa coklat dan 2 kardus pizza.

"Ini buat Pak Zuhri dan Bang Zero..hehe," kekeh Haidar sambil memberikan 1  kardus pizza pada keduanya.

Haidar duduk di kursi lainnya yang berhadapan dengan Pak Zuhri dan Bang Zero. Haidar membuka 1 kardus pizza dan kenaruh cup es krim jumbonya disisi kanannya.

"Yakin habis?" tanya Pak Zuhri

"Habislah, kalau gak habis ya mubazir," ujar Haidar

<>

18.00

Satu jam mereka menghabiskan waktu di taman apartment ini. Pizza milik Pak Zuhri dan Bang Zero sudah habis begitupun dengan milik Haidar. Mereka menghabiskan pizza mereka sambil melihat ke jalanan Los Angeles yang terlihat ramai sore sore begini.

Haidar sedang asyik menikmati es krimnya yang sedikit meleleh, hanya sedikit..karna udara di sini sangat dingin. Ia asyik menikmati es krimnya sambil memperhatikan sebuah kedai  yang ramai pengunjung.

"Bang Zero! Pak Zuhri!" panggil Haidar

"Apa Dar?" tanya Pak Zuhri

"Ayo nanti malam jam 8 kita ke sanaaaa!!" Seru Haidar sambil menunjuk ke kedai yang ramai itu.

Pak Zuhri dan bang Zero mengangguk sambil tersenyum. Keduanya kini menjadi pecandu senyuman si remaja laki laki tampan yang tak lain adalah Haidar itu. Sangat jarang Haidar menunjukkan senyuman manisnya dan sifat imutnya di depan orang orang. Siapapun yang mengasingkan Haidar benar benar buta mata dan hati. Selama ini Pak Zuhri hanya melihat sosok Haidar yang pendiam dan irit bicara, begitupun Bang Zero yang hanya melihat sosok Haidar yang dingin dan tegas. Tapi hari ini ia melihat sosok Haidar yang sebenarnya, Haidar yang sangatlah tampan dan manis senyuman. Arghh manis banget oy.

------

19.40

Sebentar lagi adzan maghrib berkumandang.

Jika di Jakarta pukul 17.44 adzan Maghrib
maka di Los Angeles pukul 19.49 Adzan Maghrib

Berbeda Yaaa

Haidar, Bang Zero dan Pak Zuhri kini sedang bersiap siap untuk solat berjama'ah di Masjid terdekat.

---
09.40

Pelajaran ke dua di kelas Alano.
Alano melamun ke luar jendela hingga panggilan Pak Jamal membuyarkan lamunanya.

"Alano!" seru Pak Jamal--guru prakarya

Alano hanya sekilas melirik lalu kembali pada lamunannya.

"ALANO!" teriak Pak Jamal

Udin menyenggol lengan Alano yang di gunakan Alano untuk menumpu kepala Alano hingga nyaris saja kepala Alano terbentur meja.

"Apaan sih lo!" ujar Alano dengan nada kesal.

"ALANO ZAIN CASILDO!!!! LARI PUTAR LAPANGAN 10 KALI! Ketos kok ngelamun terossss!" seru Pak Johan.

Alano hanya berdehem lalu keluar kelas dengan tak bersemangat.

"Kenapa Alano itu?" tanya Pak Johan pada anak muridnya.

"Gak tau Pak," jawab serentak semua siswa kecuali Udin yang bungkam karna hanya ia yang tau masalah Alano dari banyaknya siswa di kelasnya.

------

20.15

Haidar dan Pak Zuhri kini sedang duduk manis di kursi kedai, sedangkan Zero kini tengah mengantri.

AlandarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang