44. Mimpi atau Mati?

70 22 1
                                    

-ALANDAR-

-ALANDAR-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

UHUK!

Rasa perih mendominasi tenggorokannya. Perutnya pun sampai kram karna terlalu banyak terbatuk.

Haidar merasa sangat berat untuk membuka mata.

"Sudah bangun ya?"

Sontak Haidar bangkit dari tidurnya dan membuka lebar matanya saat mendengar suara itu.

Haidar semakin syok kala menyadari dia bukan berada di kursi penumpang sebuah mobil Taxi melainkan di sebuah kamar besar yang terlihat asing.

"Sudah Mama bilang, jangan terlalu memaksakan diri"

suara itu.

Haidar menoleh ke kiri. Dan membulatkan matanya saat mendapati sosok yang teramat dia rindukan kehadirannya tengah berdiri di samping  tempat tidurnya dengan membawa baskom berisi air.

"Kenapa liatin Mama sampai segitunya?"

Haidar mengucek matanya berkali kali namun sosok itu masih tetap ada.

"Jangan dikucek!"

Haidar masih terdiam cengo. "Kalau bener ini mimpi, gue mohon jangan ada siapapun yang bangunin gue. Please"

Apa dia kini di Surga? Karna itu dia bertemu dengan Bundanya? Lalu, Alina dimana? Dia mati karna apa? Kecelakaan waktu naik taxi? Atau di tembak? Atau tewas di bunuh saat di culik?

"Sini sini! Mama chek suhu badanmu!"

Haidar hanya diam namun menurut untuk mendekat. Sosok itu, wanita paruh baya  cantik dengan senyum manis dan tatapan meneduhkan itu meletakkan punggung tangan kanannya pada dahi sang putra.

"B-bunda?" tanya Haidar

Wanita itu malah menyernyit. "Kok manggilnya Bunda. Mama dong. Sejak kapan kamu panggil Mama itu Bunda" ucap Wanita tersebut

"Bunda Syahla?" tanya Haidar sekali lagi

Wanita di depannya hanya tersenyum tipis lalu menoel dagu Haidar. "Mama Syahla" ucap Wanita tersebut

"MAMAAA!! ADA TAMU!!" teriak seseorang dari luar ruangan.

Wanita yang mengaku sebagai Mama Syahla itu menolehkan kepala ke pintu lalu kembali menatap Haidar. "Mama ke bawah dulu, ya. Kalau ada apa apa, teriak aja. Okey?" tanya Mama seraya mengusak surai kecoklatan milik putra tengahnya.

AlandarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang