11. Kesialan

214 23 0
                                    

Setelah menghapus semua nomor para kekasih Ruqqy, Rossy pun beralih membuka media sosial milik pemuda itu. Rossy memang tinggal di kampung, tetapi sudah banyak orang yang menggunakan benda canggih tersebut. Termasuk dirinya. Sayangnya, ponsel milik Rossy tak bertahan lama, karena Rania merusaknya.

"Bentar deh, kayaknya di dokumen itu ada akun sosial media Mas Randi. Coba deh, aku cek dulu," ucap Rossy membuka lembar demi lembar dokumen yang diberikan Rolando untuk menemukan akun sosial media milik targetnya.

Rossy berjingkrak kegirangan saat menemukan akun yang dicarinya. Ia segera men-stalk akun tersebut. Rossy tak henti-hentinya memuji ciptaan Tuhan yang satu ini. Ia terus memandangi foto Randika, hingga tanpa sengaja mengetuk tanda love di postingannya.

"Aduh, gimana ini?" gumamnya yang menarik tanda love tersebut. Rossy takut ketahuan, mengingat dirinya menggunakan akun sosial media milik cucu kandung Rolando.

Setelah berpikir, ia memutuskan untuk membuat akun baru. Kemudian, mengikuti akun sosial medianya. Tak lupa, ia menyukai dan mengomentari setiap postingan pria dingin yang berhasil mencuri perhatiannya.

"Selamat malam, Mas Randi ganteng," ucapnya, lalu tertidur karena waktu yang semakin malam.

***

Pagi ini, Rossy bangun dengan semangat. Ia tidak sabar bertemu dengan pria yang datang di dalam mimpinya semalam. Setelah selesai memasak, Rossy menyiapkan sarapan ke dalam kotak bekal untuk diberikan kepada Randika. Senyum Rossy terukir kala melihat  seorang pria yang tengah memanasi mesin motor di halaman rumah. Ia berlari menghampiri. Randika yang merasa kehadiran seseorang di belakangnya, segera menoleh. Ia mendesah, mendapati gadis aneh yang akhir-akhir ini mengganggunya.

"Pagi, Mas Randi," sapa Rossy seraya mengamati wajah pria itu dari jarak dekat. Ia berdiri beriringan dengan Randika yang menatap ke arah depan.

"Mau ngapain?" tanyanya dingin membuat hati Rossy berbunga-bunga.

"Ini, sarapan buat Mas Randi. Saya masak sendiri loh, Mas." Rossy memberikan kotak bekal tersebut.

Ia menggigit bibir bawahnya, menunggu-nunggu tangan yang tengah memegang setir motor beralih mengambil kotak bekalnya. Namun, harapannya pupus saat Randika menunggangi motor dan melajukannya. Meninggalkan Rossy yang tersenyum kecut, memandang kepergian pria itu.

"Buat gue aja, sini!" seru seseorang merebut kotak bekal dari tangan Rossy.

Tiba-tiba, Rossy menyadari sesuatu. Ia berlari menyusul Ruqqy yang sudah berada di dalam mobil. Pria itu dengan sengaja membiarkan seorang gadis mengejar-ngejar mobilnya yang sudah melaju. Pak Roni yang tidak tega pun berniat menghentikan laju mobil, tetapi Ruqqy melarangnya.

"MAS RUQQY!! BERHENTI, MAS!!!" teriak Rossy. Gadis itu mengacak rambutnya saat mobil tersebut tetap melaju.

Rossy melambaikan tangan pada seorang ojek yang hendak melewatinya. Ia meminta ojek tersebut menyusul mobil berwarna hitam itu. Tiba di sebuah kantor, ia menyuruh sang ojek untuk berhenti. Kemudian, berlari menghampiri Ruqqy yang tampak tergesa-gesa memasuki kantornya.

Semua mata tertuju pada Rossy yang melangkah ragu. Ia hendak masuk ke dalam, tetapi dihentikan oleh seorang satpam. Seketika, Rossy merasa malu melihat pantulan dirinya di pintu kaca. Ia masih memakai baju piyama dan sandal jepit.

"Maaf, Mbak cari mau cari siapa?" tanya sang satpam pada Rossy yang langsung mengundurkan diri. Gadis itu merutuki kecerobohannya yang mengikuti Ruqqy, tanpa menyadari jika dirinya belum membersihkan diri. Rossy hanya sempat mencuci wajah, lalu membuat sarapan untuk pria dingin tersebut.

"Aduh, malu banget, aku!" gumamnya tersadar bila banyak orang yang diam-diam menertawainya.

"Mbak, mau saya antar pulang atau saya tinggal?" tanya tukang ojek yang masih menunggunya.

Terikat Kontrak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang