45. Takdir Buruk

169 17 3
                                    

"Papa jahat, Kak. Papa jahat! Raesa benci, Papa!" racau Raesa mengeratkan pelukan pada kakak tirinya yang sama-sama menjadi korban kebohongan mereka.

Randika melerai pelukan. Ia mengusap jejak air mata sang adik. "Kita pergi dari sini. Raesa mau ikut Kak Randi?"

Raesa mengangguk. Ia berjalan menuju mobil sang kakak, tanpa menatap ke arah pasangan suami istri yang menjadi saksi bisu besarnya kasih sayang mereka. Meski tak memiliki hubungan darah, Randika masih menganggap Raesa sebagai adik kandungnya.

"Kak, Raesa mau ke makam Mama," cicit Raesa yang sangat ingin memeluk gundukan tanah yang selama ini dikenalkan sebagai sang bibi.

Papanya itu sangat keterlaluan. Tidak menganggap wanita yang melahirkannya sebagai istri dan ibu untuknya. Malah memberikan dua status tersebut pada wanita yang jelas-jelas terpaksa menerima tawaran sialan itu. Ricko terlalu egois. Mementingkan kesenangan dirinya sendiri. Tanpa peduli bahwa ada banyak hati yang tersakiti.

Raesa dituntun oleh sang kakak memasuki pemakaman umum ini. Ditemani oleh penjaga makam. Gadis itu terduduk di samping gundukan tanah sang ibu kandung. Tangisnya kembali pecah. Ia memeluk erat batu nisan yang bertuliskan nama yang selama ini dipanggilnya sebagai bibi.

"M-mama, ini Raesa putri Mama. Maafin Raesa, Ma. Papa bohongin Raesa selama ini. Raesa mohon, Mama jangan benci sama Raesa. Raesa sayang Mama. Ra-" racau Raesa terhenti karena kesadaran yang merenggutnya. Tubuh gadis itu limbung ke samping kiri dan hampir mengenai tanah jika tidak ditopang oleh Randika.

Setelah berpamitan dengan mendiang istri papa tirinya di dalam hati, Randika menggendong Raesa ala bridal style. Meninggalkan area pemakaman dengan pikiran berkecamuk. Ia merasa terluka akan dua kenyataan yang didapati. Namun, Raesa lebih terluka lagi.

"Takdir terkadang selucu ini, ya, Sa?" ucap Randika melirik adiknya yang masih tak sadarkan diri. "Saya mencintai gadis yang ternyata adalah adik saya sendiri. Lalu pria yang dikira saya adalah ayah kandung saya, ternyata tidak lebih dari pria bajingan. Dan kamu, dibohongi oleh pria yang memperkenalkan sebuah makam sebagai bibi kamu sendiri, yang ternyata dia adalah ibu kandung, kamu."

Randika tertawa keras. Ia memukul setir mobil berkali-kali. Rasa sesak kembali memenuhi dadanya. "ARGH!! TAKDIR SIALAN!!!"

***

Seorang pria sama sekali tak beranjak dari sisi ranjang yang ditempati oleh Rossy yang masih tak sadarkan diri. Pria itu tidak sendirian. Ada asisten pribadi sang kakek yang menemani. Rachel sudah beberapa kali membujuk cucu tuannya untuk duduk di sampingnya. Akan tetapi, Ruqqy menolak dan tetap dalam pendiriannya menunggu kesadaran gadis yang begitu terpukul akan kenyataan yang tak sepenuhnya benar. Mereka tidak mengetahui alasan sesungguhnya mengenai Risma yang memilih bercerai dan meninggalkan Rossy bersama sang ayah.

"Ros, lo udah sadar?" tanya Ruqqy dengan sigap membantu gadis itu duduk bersandar pada kepala ranjang.

"Minum dulu," titah Rachel memberikan segelas air pada cucu sang tuan.

Rossy tak menolak saat bibir gelas menyentuh bibirnya. Ia meminum air atas bantuan Ruqqy. Karena tenggorokannya terasa kering. Setelah menghabiskan segelas air, ia kembali terlarut dalam pikiran. Memikirkan hal-hal yang tak terduga yang baru saja terjadi.

"Ini." Ruqqy menyodorkan sebuah kotak pemberian sang kakek. Kotak yang berisikan foto-foto papanya dan Raden, serta Rolando.

Rossy tak bisa menghentikan air mata yang kembali mengalir saat melihat foto terakhir antara dirinya, sang ayah, anak laki-laki, dan Rolando. Di foto itu mereka tersenyum, kecuali bayi perempuan dalam gendongan Raden.

"I-ini saya, Mas," ucapnya dengan suara bergetar.

Ruqqy mengangguk. Ia mengelus puncak kepala Rossy dan merengkuh tubuh gadis tersebut. "Kakek tadi cerita, kalo om Raden dan bokap gue itu temenan. Kakek juga udah anggap om Raden sebagai anaknya sendiri. Dulu, keluarga kalian sering main ke sini. Gue juga nggak nyangka kalo temen kecil gue yang namanya Bisma ternyata dia adalah Randika."

Terikat Kontrak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang