Kejadian beberapa hari yang lalu masih membekas dalam ingatan. Rossy menggigit bibir bawah saat berhadapan dengan Raja yang menjemputnya menuju kediaman utama keluarga Roddick. Gadis itu tak berani mengangkat wajah. Merasa malu untuk sekadar bertatapan dengan pria yang menangkap basah dirinya dan Randika.
"Gimana perasaan lo? Setelah menjadi Nona Muda Roddick, lo juga bakal jadi Nyonya Richardson?" Pertanyaan sarkas yang terlontar dari mulut Raja membuat Rossy ingin keluar dari dalam mobil. Namun, Rolando menyuruhnya datang bersama pria yang tiba-tiba berubah menyebalkan itu.
Rossy tidak menjawab. Ia lebih memilih diam dan berharap jika mereka segera sampai di tempat tujuan. Akan tetapi, perjalanan kali ini terasa begitu lama. Ia beberapa kali mengubah posisi duduk. Raja yang dapat merasakan kegelisahan gadis di sampingnya pun tersenyum miring.
"Gue nggak nyangka, keberadaan lo berhasil memporak-porandakan hidup sahabat gue," ucap Raja melirik sekilas ke arah gadis yang sejak tadi menundukkan kepala.
Rasa jatuh hati kepada cucu angkat Rolando telah lenyap begitu saja di malam itu. Raja tak menyangka, jika Rossy hanya diam saat melakukan kontak fisik dengan musuh bebuyutan keluarga Roddick. Apalagi, mereka hampir berciuman tanpa tahu tempat. Selain itu, ia juga merasa tidak terima atas perubahan sikap Ruqqy menjadi pendiam, dingin, dan irit bicara. Tak ada lagi senyuman dan tingkah Ruqqy yang membuat naik darah. Pria tersebut selalu menyibukkan diri dengan pekerjaan dan memutuskan tinggal bersama sang kakek. Meninggalkan Rossy tinggal seorang diri di rumah yang diapit itu.
"Gue harap, lo nggak nerima lamaran Randika. Karena itu sama aja lo khianatin Kakek Rolando," tukas Raja saat mereka tiba di pekarangan rumah yang pertama kali dipijak oleh Rossy saat tiba di kota.
Rossy menghela napas panjang. Ia mencoba tersenyum pada pria yang menatapnya tajam. "Mas Raja itu nggak tau apa-apa. Jangan coba-coba ikut campur dalam permasalahan saya dengan kakek dan mas Randi. Asal Mas Raja tau, keluarga Roddick dan keluarga Richardson udah berdamai. Mereka juga udah bekerja sama. Posisi saya jauh lebih tinggi sebagai cucu kakek, sedangkan Mas Raja sebatas sahabat Mas Ruqqy dan orang kepercayaan kakek."
Sudah cukup, ia bersabar menghadapi sikap pria yang berubah seratus delapan puluh derajat itu. Jika boleh jujur, ia juga merasa kehilangan sosok jahil seorang Revano Ruqqy Roddick. Pria yang tampak jelas menghindarinya seusai penolakan cinta kala itu. Akan tetapi, Rossy berusaha tidak memedulikan. Ia ingin mendapatkan kebahagiaan dalam hidupnya. Maka izinkan dirinya untuk bersikap egois kali ini saja.
"Apa? Kerja sama? Kenapa Kakek nggak pernah kasih tau gue?" gumam Raja setelah kepergian gadis yang sengaja membanting pintu mobil.
Rossy mengetahui semua yang terjadi melalui mulut pria tua itu sendiri. Ia juga merasa heran pada sang kakek, yang sepertinya tidak lagi menyembunyikan sebuah rahasia. Segala kejadian yang dilalui akhir-akhir ini, selalu diceritakan padanya. Maka tak aneh, jika sekarang kediaman Rolando tampak begitu bercahaya. Menyambut tamu istimewa yang sebentar lagi akan tiba.
"Kakek!!" teriak Rossy tersenyum lebar. Kaki jenjangnya melangkah lebar mendekati pria tua yang terduduk di sofa ruang tengah.
"Jangan teriak, Rossy. Kamu ganggu Kakek menonton tv," tegur Rolando pada cucu angkatnya yang cengengesan.
"Maaf, Kek. Kalo gitu, saya ke dapur dulu, ya! Mau ambil minum." Rossy melenggang pergi. Langkahnya terhenti saat melihat siluet tubuh seseorang di taman samping rumah. Setelah memantapkan diri, ia pun berjalan ke arah sana.
Seorang pria duduk di atas rerumputan ditemani oleh beberapa kaleng soda yang sudah habis ditenggaknya. Ia menatap lekat sekaleng soda terakhir yang tersisa setengah. Setelah menatap lekat bulan yang tertutupi awan, ia menghabiskan minuman bersoda itu. Merasa belum puas, ia pun bangkit. Manik matanya bertemu dengan manik mata seorang gadis yang mematung di ambang pintu yang menghubungkan rumah dengan taman tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terikat Kontrak
Teen FictionRossy dijadikan sebagai tebusan hutang oleh ibu tirinya setelah kemarin sang ayah. Ia merasa cemas akan diperistri oleh pria tua yang menjadi juragan kampung di kampungnya. Tak menyangka, ia justru diangkat menjadi seorang cucu. Jeratan ibu tirinya...