09 - Lucky

27 8 1
                                        


"Aku beruntung bisa bertemu dengannya," ujar bapak-bapak tua—mungkin sekitar 60-an, itu sembari menyesap air dari botol pribadi yang terlihat masih bagus walau modelnya sangat kuno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku beruntung bisa bertemu dengannya," ujar bapak-bapak tua—mungkin sekitar 60-an, itu sembari menyesap air dari botol pribadi yang terlihat masih bagus walau modelnya sangat kuno.

Ducky yang sedari tadi hanya bisa diam mendengarkan, mengunyah perlahan kaktus bakar jatahnya. Tidak disangka rasanya cukup enak. Ada sedikit kemiripan dengan paprika dalam hal tekstur, dengan citarasa unik yang tak ada di sayuran lain. Garam dan merica yang ditaburkan ditambah aroma khas sayuran bakar membuat setiap kunyahan makin nikmat. Mungkin juga karena dia sudah sangat lapar.

Walau sebagian besar Ducky yg melakukan, Bapak-Bapak itu yang menunjukkan cara memasaknya. Sebagai imbalan karena Ducky sudah menolongnya keluar dari lubang, akibat terperosok di struktur reruntuhan yang rapuh.

Sebetulnya murni tak sengaja. Ducky hanya berhenti di reruntuhan bangunan untuk mencari sumber air karena melihat ada beberapa bagian yang ditumbuhi sedikit rumput, semak, dan kaktus. Saat itulah dia mendengar lenguhan minta tolong dari celah retakan dan lubang bekas aspal dan beton. Ketika diintip, Bapak itu sedang melambaikan tangan ke arahnya.

Dengan tali yang diikat ke ATV, Bapak-Bapak itu dibantu untuk merayap naik keluar lubang.

Lubang tempat lelaki paruh baya itu terperosok sebetulnya tak terlalu dalam, tetapi memang mulutnya sempit dan rapuh. Bila memaksa melompat dan berpegangan ke tepian, dikhawatirkan malah menyebabkan dia tertimbun.

"Dia juga yang mengajariku memilih dan mengolah berbagai tanaman liar yang bisa dimakan. Tanpanya, mungkin aku bakal ditemukan setelah tinggal belulang entah di gurun Direland mana."

Seketika dia teringat pada Suster Tilia. Perempuan yang menemukan dan menyelamatkan dirinya ketika nyaris mati kehabisan darah. Alasan dia memutuskan untuk ikut shuttle pedagang hingga ke Koloni kecil nan jauh dari Rogue adalah supaya bisa membayar utang budi kepada klinik tempat Suster Tilia bekerja.

Kalau boleh memilih dia tak ingin terlalu jauh dari tempat Suster Tilia, tetapi Dokter Auer melarang Ducky mencari kerja di Rogue. Cukup sering pekerja Liberté datang ke koloni itu. Dirinya yang desersi bakal menimbulkan masalah pada klinik dan orang-orang yang terlibat di dalamnya.

"Aha! Aku bisa llihat ... Kau juga memiliki orang semacam itu dalam hidupmu, bukan?"

Ducky ingin berkilah pada godaan Bapak-Bapak itu, tetapi rona wajahnya berkata lain. Malah dia bisa merasakan suhu di sekitar pipi hingga lehernya naik perlahan, hingga butuh beberapa tegukan air lagi.

"Tak perlu malu," Bapak itu menambahkan sembari tersenyum lebar. "Kalian orang-orang muda butuh saling mendukung, saling membantu satu sama lain. Itu jauh lebih baik untuk keberlangsungan umat manusia di dunia. Jangan ikuti orang-orang tua bodoh seperti kami yang masih ngotot berpegang pada kebanggaan akan kejayaan di masa lalu ... Heh! Aku berani bertaruh, hanya kurang dari separuh yang betul-betul pernah merasakan kejayaan itu."

Ducky's Today MenuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang