18 - Paradise Island

26 2 6
                                    


Waspada penuh adalah hal yang normalnya dilakukan oleh Ducky

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waspada penuh adalah hal yang normalnya dilakukan oleh Ducky. Apalagi bila terbangun di tempat yang asing. Namun dia hanya duduk dan mengamati dengan tenang dua orang gadis dan seekor kuda yang tampak senang menikmati acara memetik buah-buahan.

Entah karena suasana tempat itu yang di mana-mana terlihat hijau segar atau karena cuaca lembut dan angin sepoi yang tak terlalu panas juga tak terlalu sejuk. Kepalanya terasa sangat ringan.

"Chiara," panggil gadis berambut pirang bergelombang. Tersenyum lembut pada kawannya sembari menyodorkan sebutir buah. "Lihat, apel yang ini sudah matang betul. Kau bisa langsung memakannya. Kujamin bakal renyah dan sangat segar."

Gadis kedua yang berambut hitam, dikucir ala ekor kuda, terlihat agak terkejut—dari caranya membelalakkan mata ketika buah bulat, merah, dan tampak ranum itu tiba-tiba ada di depan hidung.

"Kenapa?" tanya gadis yang masih menyodorkan apel. "Ini bersih, kok. Sudah diseka dengan saputangan, tadi." Rambut pirangnya berayun, berkilau tertimpa cahaya yang jatuh dari sela-sela dedaunan pohon, ketika memiringkan sedikit kepala mungilnya.

"A-aku nanti saja, Alice." kilah Chiara. Mencoba menghindar dengan pergi ke sisi lain pohon apel.

Namun kemudian Chiara menghentikan langkah ketika melihat Alice tertunduk lesu dan menurunkan uluran tangannya yang menggenggam apel. "Aku tahu!" serunya tiba-tiba. Menyambar apel yang digenggam Alice. "Biar Peppin saja yang makan, aku masih belum lapar."

Meninggalkan keranjang yang jadi tempat mengumpulkan buah apel, Chiara berlari ke arah Ducky.

"Peppin, kau mau apel?" tawar gadis itu.

Ducky mengernyitkan kening. Dia hendak menolak tetapi mulutnya rapat. Untuk menggeleng juga lehernya sulit digerakkan. Mungkin bila dia diam saja, gadis bernama Chiara itu akan menyerah dan membawa pergi apelnya. Dia tak mau kehadirannya menjadi alasan memburuknya hubungan orang lain.

"Tak usah malu-malu, ambil saja," desak Chiara lagi. Kemudian mencondongkan sedikit tubuhnya untuk berbisik. "Aku juga ingin menanyakan banyak hal. Kau yang baru datang pasti masih ingat bagaimana bisa tiba di pulau ini, bukan? Siapa tahu kita bisa menemukan cara untuk kelua- ...."

Tiba-tiba sesuatu menyenggol siku Chiara, membuat apel di tangannya terjatuh dan menggelinding di atas rumput.

"Astaga, Equuleus!" protes Chiara pada kuda putih yang terus mengajak bercanda dengan menyundul dan menggosokkan dahi ke punggung gadis itu. "Oke ... Oke! Kau boleh ambil apelnya kalau mau, deh."

Makhluk yang sekujur tubuh dan surainya sama putih dengan gaun Alice itu kelihatan tak berminat dengan apel, malah terus-menerus mengajak Chiara berguling-guling dan bermain di rerumputan. Membuat gadis itu tergelak kegelian karena surainya menggelitik. Tak butuh waktu lama hingga permainan mereka berubah menjadi kejar-kejaran.

Ducky's Today MenuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang