Sebuah ATV. Tak terlalu baru, tetapi semua fungsi dan mesinnya terawat dengan baik. Bahkan dilengkapi dengan dua tangki bahan bakar cadangan. Biro perjalanan yang dipilih oleh kliennya memang yang terbaik.
Berkat ikut paket perjalanan kolektif—walau banyak diganggu oleh bocah-bocah dan orang tua mereka, Ducky mendapat cukup istirahat sebelum memulai perjalanan seorang diri. Lebih-lebih dia berhasil menemukan senapan shotgun di pasar barang bekas ketika bermaksud menambah perbekalan. Pelurunya hanya 10, tetapi cukup untuk serangan penghabisan untuk lawan besar.
Dia masih curiga karena tawaran dan bayarannya terlalu bagus, tetapi Ducky jadi bersyukur dia mengambil pekerjaan kali ini.
Mengendarai ATV melintas Direland sungguh memberikan perasaan tersendiri. Monster-monster gurun besar bisa dihindari dengan kecepatan, sementara yang kecil-kecil cukup tahu diri untuk menghindar bila tak ingin terlindas. Kendaraan lamanya sudah tak bisa dipulihkan lagi, hingga dia perlu berganti-ganti kendaraan dengan menyewa atau menumpang—tergantung mana yang tersedia, setiap kali mengambil kerjaan baru.
Ya, aku sedang sangat senang. Karena itu walau samar mendengar deru kendaraan lain yang membuntuti, tak melakukan apa-apa. Tulis Ducky di jurnalnya, ketika berkemah malam itu.
Menuju lokasi tujuan Ducky memakan beberapa hari perjalanan—tak lebih dari dua, bila lancar. Bekas bangunan pusat fasilitas yang dulu pernah mendukung beberapa koloni. Walau sudah lama tak difungsikan, pengaruh fasilitas tersebut masih tersisa. Salah satunya sirine yang berbunyi tanpa pengaturan waktu yang jelas.
Konon pihak pengurus koloni sudah mencoba memutuskan kabel dan pipa penghubung dengan fasilitas tersebut, akan tetapi sirine masih juga berbunyi. Terlalu banyak pipa-pipa dan kabel di sekeliling koloni, beberapa di antaranya turut membantu menjalankan sistem pengairan, mereka tak berani ambil resiko.
Menjelang malam, Ducky menghentikan kendaraan. Terlalu berbahaya meneruskan perjalanan dalam kegelapan gurun. Dia memutuskan untuk berkemah di dekat cerukan panjang. Salah satu ujungnya berbelok, tertutup tebing. Sementara ujung yang lain tak terlihat akhirnya di mana.
Menurut peta yang diberikan oleh Klien Sangat-Sus itu, cerukan ini dulunya adalah sungai.
Dia melihat beberapa sisa pipa-pipa dari baja dan beton menganga di salah satu tepiannya. Sementara di sisi lain terdapat sisa apa yang sepertinya jembatan beton. Di dekatnya ada menara dengan konstruksi dari baja–ada sisa rontokan dinding beton tipis di kakinya. Derit lirih yang kadang terdengar saat ada angin bertiup, memberi tahu posisi kincir di puncaknya.
Di masa jayanya kincir itu mungkin menghasilkan daya yang cukup untuk mengoperasikan sesuatu di mulut jembatan. Namun perhatian Ducky lebih terpusat pada pipa-pipa di tepian ceruk. Salah satu dari pipa beton itu cukup lebar untuk menjadi dinding dan atap.
Jangan lupa untuk selalu mensterilkan permukaan pipa raksasa bila akan duduk atau meletakkan barang di sana. Kita tak tahu kotoran macam apa saja yang pernah melintas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ducky's Today Menu
AdventureHari-hari si Bebek (nama panggilan sayang) bertahan hidup di luar Liberté. Tinggal di klinik sudah tak mungkin lagi karena dia sudah sembuh dari luka-lukanya. Perut lapar, uang tak ada, sedangkan tagihan pengobatan masih belum sepenuhnya tertutupi...