01

3.9K 255 17
                                    




"SAKURA HARUNO"

Teriakan itu sukses membuat Sakura yang tertidur membuka matanya secara perlahan, nafasnya begitu memburu tangannya terlihat bergetar seperti orang yang tengah ketakutan. Sakura tiba tiba spontan memeluk tubuh sahabatnya dan mencoba menetralkan pernapasannya.

"Pig, d-dia kembali."

"Kembali? Apa maksudmu?" Gadis yang dipanggil pig oleh Sakura terlihat bingung.

"Ya, dia kembali. Ino, apa yang harus kulakukan?"

Perempuan bernama 'Yamanaka Ino' itu menghela nafas sembari mengelus pundak sahabatnya itu. Ino membiarkan Sakura yang mulai membasahi bahu piyamanya.

"Aku sangat takut," lirih sakura.

"Stt, tenangkan dirimu jidat, ini hanya mimpi tidak ada yang perlu kau khawatirkan. Dia tak akan menemukanmu selagi kau bersama ku."

Sakura semakin terisak tangis, "kau salah, dia kembali. A-aku takut... apa yang harus ku lakukan? Bagaiman jika ia kembali menemuiku?"

"SAKURA!"

Sakura terdiam mendengar suara Ino yang meninggi. Ino menatapnya dengan tajam, lalu gadis blonde itu menghela nafasnya karena merasa bersalah atas perlakuannya.

"Maaf karena telah membentakmu. Dengarkan aku baik baik! Dia tidak akan menemukanmu selagi kau masih bersamaku. Ingat, kalian bertemu terakhir kali di perpustakaan saat masih SMA."

Semenjak kejadian yang sudah lama menimpanya di perpustakaan sekolah menengah atasnya, Sakura enggan untuk mampir ke perpustakaan dengan hanya sekedar mencari buku untuk membaca. Padahal itu adalah hobinya, namun karena rasa takut yang menghantuinya, ia menjadikan Perpustakaan sebagai tempat terlarang.

"T-tapi kenapa mimpi itu kembali? Ini sangat tiba-tiba,ino. Setelah kejadian enam tahun itu ini tidak mungkin." Sakura tetap membantah perkataan Ino.

"Stt, sudahlah mungkin ini adalah efek karena kau terlalu lelah. Ingat, hal buruk itu tidak akan terjadi, itu hanya mimpi, jidat."

"Tidurlah, besok kita harus datang cepat kekantor. Kita harus menyambut pimpinan baru." Lanjut Ino.

Ino kembali menidurkan sahabat merah mudanya. Perempuan berusia 24 tahun itu kembali memeluk sahabatnya sembari menepuk pelan punggung rapuh itu. Ino menatap wajah Sakura dengan sendu. Ia tahu Sakura mengalami trauma setelah kejadian yang menimpanya saat sekolah menengah atas, lebih tepatnya pemerkosaan yang terjadi kepada dirinya.

Ino memang tidak tahu, siapa lelaki yang berbuat hal sekeji itu sehingga membuat seorang perempuan mengalami trauma mendalam. Sungguh brengsek. Namun, dari cerita Sakura tiga tahun silam saat mereka bertemu dikantor kemudian memutuskan untuk menjadi sahabat dan saling berbagi cerita. Laki laki yang sudah memperkosanya adalah ketua kelasnya sendiri.

Ino tidak tahu seperti apa ketakutan itu, tapi yang pasti jika ino merasakan hal yang menimpa Sakura ia juga sudah pasti akan merasakan hal yang sama dengannya, yaitu ketakutan mendalam.

Kejadian itu pasti sangat membekas pada Sakura. Apalagi apa yang dilakukan laki laki itu membuahkan hasil. Jika dengan kata 'membuahkan hasil' semua orang pasti dapat menebak bahwa Sakura 'Hamil' setelah kejadian itu. Tidak salah, Sakura benar-benar 'Hamil'.

Ino tidak dapat membendung air matanya dan membuatnya ikut bersedih mengingat cerita menyedihkan dari sahabat merah mudanya itu. Ino menangis ketika mengingat cerita tiga tahun silam yang diceritakan Sakura, seorang siswi SMA dengan berani melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan kepada darah dagingnya sendiri. Namun ia pasti juga akan melakukan hal yang sama jika berada diposisi Sakura.

DISTANCE [SASUSAKU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang