04

3.1K 250 7
                                    




Rapat ini dilaksanakan sedikit terlambat dari waktu yang sudah ditentukan sebelumnya. Yang semestinya dilakukan setelah jam makan siang. Namun, Sekretaris Juugo mengiterupsi untuk melaksanakan rapat sedikit diundur karena Presdir punya urusan pribadi.

Sakura jelas tidak memperdulikannya, bahkan ia berdoa agar rapat kali ini tidak dilaksanakan sama sekali. Sungguh ia sangat tidak ingin jika ia kembali berada disatu ruangan dengan 'Pria itu'.

"Sakura." Sakura tersentak dengan seseorang yang mencolek lemgannya.

"H-hah?"

"Apa kau sakit? Wajah mu terlihat pucat."

Dengan cepat Sakura menggeleng. Entah sudah keberapa kalinya ia mendapatkan pertanyaan seperti itu, apa lipmatte nya sudah pudar? Ia rasa harus membeli lipstick yang transferproof agar orang orang tak mengiranya sakit karena pucat.

"Tidak, sudah kubilang aku baik-baik saja."

"Tapi wajah mu benar-benar pucat, Jidat." Sahut Ino.

"Sudahlah Ino, aku hanya kelelahan."

Wajah Ino terlihat khawatir, kemudian gadis itu kembali duduk dan tidak mempertanyakan keadaan Sakura lagi.

Cklek!

Pintu ruang rapat terbuka, memperlihatkan dua sosok pria jangkung dengan pakaian formal yang rapi. Semua orang yang berada didalam ruang rapat berdiri dan ber-ojigi memberikan hormat kepada sang atasan.

"Maaf karena sudah membuat kalian menunggu lama." Sekretaris Juugo membuka suara. Kemudian mempersilahkan Sasuke mengambil posisi duduknya.

Kini Sasuke memusatkan pandangannya fokus pada seorang perempuan yang duduk dibagian paling ujung bersebrangan dengan tempat duduknya. Bibir laki-laki itu mencetak senyum asimetris.

"Jika semuanya sudah siap, silahkan Sai-"

"Tunggu."

Interupsi dari Sasuke membuat Kiba duduk disamping Sekretaris Juugo menghentikan ucapannya, kemudian memandang sekretaris Juugo dengan bingung.

"Ada apa Presdir?" Tanya Sekretaris Juugo.

"Sepertinya kita harus menunda rapat ini."

Semua orang yang berada diruang rapat itu terkejut. Termasuk juga dengan sekretaris Juugo dan Sakura.

"Apa kau gila? Mereka sudah menunggu lama bodoh."

Sakura merasa kesal, matanya terlihat seperti berapi-api, ia terus menggerutu dan memberi beberapa umpatan kepada presdirnya itu, "ah, sialan! Aku sudah lelah menunggu didalam ruang rapat ini selama dua jam bodoh! Dan kau dengan seenaknya membatalkan rapatnya? Dasar presdir abal-abal tidak tahu diri!"

Tidak akan ada yang mendengar suara sekecil itu, tenang saja.

Kembali kepada Sasuke, Pria itu tidak mempedulikan bisikan dari Sekretarisnya, Juugo. Pria bersurai raven itu berjalan kearah Sakura dan menarik tangannya.

"Ikut aku."

"A-apa?" Sakura tentu saja terkejut dengan apa yang dilakukan Sasuke, kini semua orang menjadikannya pusat perhatian.

Sekretaris Juugo duduk dan mengusap wajahnya dengan kasar, melihat kelakuan atasannya itu. Sedangkan Kiba hanya diam memperhatikan adegan itu.

"Ikut aku."

"Untuk apa?"

"Ikut aku atau akan ku ulang kejadian enam tahun lalu." Bisik Sasuke.

<•••>

DISTANCE [SASUSAKU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang