09

2.7K 226 6
                                    




Haruno Sakura berjalan lesu dikompleks perumahanya, ditemani angin malam yang dingin. Wanita bersurai merah muda itu mengeratkan hoodie merah yang ia kenakan, untuk menahan rasa dingin angin malam yang menerpa kulitnya.

Wanita cantik dengan surai merah muda pendek sebahu itu melangkah membawa tubuh lemahnya memasuki salah satu apotek yang ada di ujung jalan kompleks perumahannya.

"Selamat malam." Sapa Sakura berojigi kepada penjaga apotek.

"Sakura-san, apa kau sakit? Wajahmu sangat pucat." Tanya sang penjaga apotek sekaligus tetangga Sakura yang tinggal di gedubg lantai dua.

"Iya, aku sedang tidak enak bada Tenten-san." Jawab Sakura.

"Kau mau membeli obat demam?"

Sakura mengangguk dengan senyum tipis yang menghiasi wajah pucatnya.

"Baiklah tunggu sebentar." Ujar Tenten.

Wanita itu kembali mengangguk kemudian memperhatikan Tenten yang sedang mencari obat di etalase.

"Ini obatnya."

Sakura tersenyum lalu menerima obat tersebut dan memberikan sejumlah uang yang pas dengan harga obatnya, "Terimakasih Tenten-san."

Gadis dengan rambut cepol dua itu mengangguk dan tersenyum, "Sama-sama, semoga lekas sembuh."

Sakura mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban kemudian berjalan keluar apotek untuk pulang.

Dari kejauhan Sakura melihat banyak kerumunan didepan gedung yang dia tempati, bahkan ada mobil ambulans 911 yang terparkir disana.

"Apa yang terjadi?" Tanyanya penasaran.

Dengan cepat ia berjalan menuju kearah kerumunan tetangga yang sedang berada diluar gedung tempat tinggalnya.

"Bukankah gadis itu yang tinggal di atap?" Salah satu perempuan menunjuk kearahnya yang membuatnya semakin bingung.

"Apa ya-"

"Sakura-san."

Mata sakura membulat mendapati seorang laki-laki yang ia kenali sedang berdiri ditangga menuju atap.

"Sekretaris Juugo? Apa yang terjadi?" Tanya Sakura.

"Huh, dasar bocah itu benar-benar." Umpatnya.

"Lebih baik kau segera naik ke atas." Suruhnya pada Sakura.

Dengan langkah cepat Sakura menaiki tangga menuju lantai atas dimana tempat ia tinggal, Sakura membulatkan matanya begitu melihat dua petugas 911 sedang membobol pintu flat miliknya.

"Apa yang kalian lakukan pada pintu rumahku?" Tanya Sakura membuat tiga orang yang ada didepan pintunya menoleh ke arah dirinya.

Salah satu dari pria itu terkejut dan langsung menghampiri Sakura, "Sakura.. kau? Kau? Kau tidak pingsan di dalam?"

Sakura mendongak dengan berani menatap wajah Sasuke yang terkejut, "Apa yang kau laku-"

Kalimat itu terhenti saat Sasuke menariknya ke dalam sebuah pelukan, "Aku sangat mengkhwatirkanmu."

"Aku pikir kau pingsan di dalam sana karena kau tidak membukakan pintu saat aku mengetuknya berkali-kali. Aku bahkan berteriak dengan keras namun kau tetap tak kunjung membuka pintunya."

Sasuke semakin mengeratkan pelukannya pada Sakura, mencium dahi lebar milik wanita itu berulang kali, mengusap punggung wanita itu dengan lembut.

Sasuke melonggarkan pelukannya, "Sungguh aku benar-benar khawatir pada mu. Kau dari mana saja, Sakura?" Tanyanya sembari menangkup pipi Sakura dengan kedua tangannya kemudian mengusapnya dengan lembut.

DISTANCE [SASUSAKU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang