03

3.1K 232 1
                                    

Sakura berjalan menapaki anak tangga menuju flat  kecil yang ia tinggali semenjak tiga tahun lalu, hingga sekarang. Langkah kaki Sakura berhenti diujung anak tangga saat melihat seorang wanita paruh baya berdiri didepan pintu tempat tinggalnya.

Wanita itu sangat familiar baginya. "Bibi Okamoto"

Wanita paruh baya yang dipanggil dengan sebutan 'Bibi Okamoto' tersebut menoleh setelah mendengar suara familiar menyapa namanya.

"Nona Sakura, kemana saja nona selama tiga hari ini? Bibi datang untuk mengunjungi nona namun nona tidak ditempat, bibi sangat khawatir. Apakah ada seseorang yang menyakiti atau menyandera nona?"

Sakura tersenyum mendengar banyak pertanyaan yang menyapanya. "Tidak perlu khawatir, bibi. Saki baik baik saja."

"Syukurlah.. ini bibi membawakan makanan untuk nona. Nona harus makan dengan teratur." Bibi Okamoto menyerahkan sebuah rantang berisi makanan pada Sakura.

"Bibi tidak perlu repot-repot membawakan ku makanan, bibi datang jauh-jauh hanya untuk ini aku jadi merasa tidak enak."

"Tidak masalah nona, selama nona sakura baik-baik saja, bibi senang. " Sakura tersenyum mendengar kalimat yang seolah mengkhawatirkannya. Walau bukan keluarganya namun sakura menganggap bibi Okamoto sebagai keluarganya.

"Bibi harus memastikan nona aman, jika tidak bibi akan terus merasa bersalah atas apa yang bibi lakukan pada nona, jika saja hari itu bibi tidak memberi tahu tuan pasti-" kalimat bibi Okamoto belum selesai.

"Sudahlah bibi, itu sudah masa lalu. Aku bahagia dan baik baik saja sekarang." Sela Sakura.

Bibi Okamoto tidak dapat membendung air matanya sekarang. Wanita itu menerjang Sakura dengan pelukan erat, "Bibi, benar-benar minta maaf."

"Itu bukan salah bibi, bibi telah melakukan hal yang benar. Aku baik-baik saja sekarang. Lihat aku, aku sehat dan hidup berkecukupan, punya tempat tinggal, dan juga bekerja diperusahaan besar. Aku tidak kekurangan apapun."

"Walau aku kehilangan keluargaku." - batin Sakura.

Sakura melepaskan pelukannya dengan Bibi Okamoto kemudian mengusap airmata disudut mata yang berkeriput itu. "Bibi sudah semakin tua saja." Goda Sakura.

"Itu karena bibi telah berhenti bekerja dikeluarga Haruno. Jadi bibi tidak punya uang untuk perawatan."

Sakura terkekeh bersamaan dengan Bibi Okamoto. "Hari ini Bibi harus menginap, aku akan memberikan perawatan eksklusif pada wajah tua ini."

Malam itu Sakura menghabiskan malam nya dengan bercanda gurau dengan bibi okamoto.

<•••>

Pagi harinya, Sakura berangkat ke kantor seperti biasa. Bibi Okamoto juga sudah pulang sejak tadi subuh karena harus naik kereta pagi untuk kembali ke Nagano.

Perempuan yang mengenakan pakaian formal dengan ID Card yang bertuliskan Divisi pemasaran bergantung dilehernya itu masuk kedalam gedung pencakar langit tempat ia bekerja.

Berjalan dengan santai sembari menyapa pegawai pegawai lainnya dengan ramah. Langkah Sakura berhenti saat hendak berjalan masuk kedalam lift, Sakura tidak tahu harus melangkah masuk atau tidak.

Kepalanya terasa sangat pusing, sampai suara sekretaris Juugo menyadarkannya.

"Haruno Sakura Kau tidak ingin masuk?"

"S-saya akan menung-"

"Masuklah." Ujar pria yang berdiri tepat disebelah Sekretaris Juugo.

"B-baik."

DISTANCE [SASUSAKU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang