44

1.4K 115 6
                                    

Diharapkan untuk membaca dengan bijak!
Cerita ini tidak diperuntukkan untuk anak dibawah usia Legal!

Happy reading~~

Hampir setengah jam lamanya Ino dan Sakura saling berdebat alhasil Sakura kalah dan membiarkan sahabatnya itu untuk pulang ke rumahnya tapi dengan satu syarat yaitu dia dan Sasuke akan mengantar Ino pulang.

Dan sekarang sepasang kekasih itu berdiri di depan pintu rumah Ino untuk menunggu gadis blonde itu masuk ke dalam.

"Terima kasih Presdir." Ino ber-ojigi pada Sasuke dan dibalas dengan anggukan dari pria raven itu.

"Masuklah." Titah Sakura.

"Hmm. Hati-hati di jalan." Ucap Ino tersenyum pada sahabatnya itu.

Sakura melambaikan tangannya saat Ino akhirnya masuk ke dalam rumahnya lalu mengunci pintu kayu berwarna coklat itu.

"Sekarang sudah lega?" Tanya Sasuke menoleh pada wanita yang berdiri disampingnya.

Sakura tersenyum kemudian mengangguk. Sasuke ikut tersenyum tipis kemudian mendekatkan wajahnya lalu mengecup pipi wanita pinknya dengan gemas.

"Hey!" Pekik Sakura karena terkejut memegangi pipinya tapi kemudian wanita Haruno itu tersenyum kemudian membalas kecupan Sasuke.

Sasuke lalu merangkul Sakura untuk masuk kembali ke dalam mobilnya dan akhirnya mobil mewah itu meninggalkan kompleks perumahan Ino.

Dari balik jendela Ino menatap kepergian dua orang itu dengan senyumnya. Dia bahagia jika Sakura akhirnya menemukan kebahagiaannya walaupun kebahagiaan itu berasal dari orang yang telah menghancurkan hidup sahabat pinknya itu.

Tapi Ino yakin jika Uchiha Sasuke adalah orang yang tepat untuk seorang Haruno Sakura dan dia juga yakin jika Sasuke bisa melindungi sahabatnya itu.

<•••>

Drrt.. drrt..

Getaran ponsel itu menyadarkan seorang pria yang tengah melamun memandangi jalanan kota Tokyo dari jendela kaca besar yang ada di kamarnya.

Pria itu merogoh saku celananya lalu segera menjawab panggilan itu dan suara dari seseorang yan tidak asing terdengar dari benda pipih itu.

"Kau sudah membawa Karin?"

"Ya, seseuai perintahmu Karin ada bersamaku sekarang dia-" Pria yang tak lain adalah Deidara itu menjeda ucapannya kemudian menoleh ke arah seorang wanita yang tertidur pulas di atas kasurnya.

"Dia sedang tidur cantik." Lanjutnya di akhiri dengan kekehan halus.

"Tetap awasi Karin, jangan sampai dia pergi dari apartemenmu."

"Baiklah." Jawab Deidara.

Setelah panggilan itu terputus, Deidara kemudian mendekat ke arah ranjang memandangi wajah Karin yang tengah tertidur akibat obat tidur yang laki-laki itu masukkan ke dalam botol air mineral tadi.

Deidara duduk disisi ranjang tepat disamping pada Karin, pria itu tersenyum miris meneliti penampilan wanita itu yang bisa dibilang jauh dari kata baik.

Dia sungguh berantakan, pakaian khas pasien rumah sakit itu kotor, rambut merah yang acak-acakan dan juga memar yang sepertinya belum hilang bahkan ada yang masih baru menghiasi wajahnya.

Tangan pria itu melepas kacamata merah itu dari wajah karin, senyum miris tercetak jelas di wajahnya, "Sangat tidak beruntung." Katanya yang ditujukan untuk Karin.

DISTANCE [SASUSAKU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang