49 (End)

3.4K 131 21
                                    

Harap bijak dalam membaca!

Happy reading~

•Flashback•

Tokyo, 12 Juli

"Dia siapa Ayah?"

Tanya seorang gadis berumur delapan tahun dengan surai gulali pendek dan dihiasi pita merah di atas kepalanya. Pria yang tak lain adalah Ayahnya menghampirinya dengan menggandeng seorang anak perempuan kecil yang sepertinya lebih muda darinya.

"Dia adikmu."

Gadis kecil bersurai gulali itu menatap Ayahnya dan menatap anak perempuan kecil bersurai merah yang sedang menunduk diam itu bergantian. Gadis kecil yang tak lain adalah Haruno Sakura itu tersenyum kemudian mendekat ke arah anak perempuan itu.

"Siapa namamu?" Tanya Sakura kecil.

Anak perempuan berambut merah itu menatap Sakura takut, "K-karin. Namaku Haruno Karin." Jawabnya dengan terbata.

Sakura kecil itu melebarkan senyumnya, "Namamu bagus. Namaku Sakura mulai sekarang aku adalah Kakakmu." Ucapnya seraya mengulurkan tangannya.

Karin kecil mendongak kemudian tersenyum kecil seraya membalas uluran tangan Sakuda kecil, "Apa Karin bisa memanggil Sakura dengan Kakak?" Tanya Karin kecil.

"Tentu saja boleh."

Tokyo, 27 Mei ( Satu tahun berikutnya)

"KAKAK!"

"Hey! Dasar anak nakal, jangan berteriak di dekat telingaku!" Kesal Sakura.

Karin tertawa, "Hehehe, maaf." Ucap gadis manis itu, "Kakak malam ini kau akan keluar lagi?"

Sakura mengangguk, "Iya tapi aku tidak akan mengajakmu. Aku tidak mau diomeli oleh Ayah dan Ibu lagi."

Gadis berambut merah bernama Karin itu cemberut, "Kakak jahat!"

"Terserah. Pergilah! Kembali ke kamarmu, aku ingin belajar." Usir Sakura kembali melanjutkan kegiatan membacanya yang sempat tertunda.

"Kau membaca buku ini lagi? Bagaiman jika Ayah tahu? Dia akan memarahimu lagi. Aku tidak mau kau dimarahi Ayah."

Sakura memutar bola matanya, "Maka dari itu kau harus tutup mulut supaya aku tidak ketahuan."

"Kak?"

"Hmm."

"Kenapa kau selalu menggunakan kacamata?" Tanya Karin lagi.

"Agar mataku terlindungi." Jawab Sakura.

"Tapi kau sangat cantik dengan kacamata itu." Puji Karin. Sakura tersenyum kecil lalu mengalihkan atensinya kepada sang adik.

"Kau mencoba merayuku agar aku mengajakmu untuk keluar malam?" Tanya Sakura sambil tersenyum dengan pandangan menyelidik.

"Tidak. Aku berkata jujur. Namun, jika kau terayu maka ajaklah aku!" Seru Karin dengan antusias. Sakura kembali membaca bukunya dengan senyum yang masih melekat.

"Sayangnya aku tidak termakan rayuanmu."

Karin yang tadinya tersenyum lebar dan antusias kini ia kembali murung dan melipat kedua tangannya. Sakura yang melihat itu terkekeh kecil kemudian menutup bukunya dan meletakkannya di atas meja belajarnya.

"Ini untukmu saja. Aku memberinya untukmu." Sakura melepaskan kacamatanya yang berwarna merah dan menyodorkannya pada Karin.

Karin melirik sang Kakak dan kembali tersenyum, "Benarkah? Ini untukku? Lalu bagaiman dengan Kakak?" Tanya Karin.

DISTANCE [SASUSAKU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang