39

1.3K 117 13
                                    

Diharapkan untuk bijak dalam membaca!
Cerita ini tidak diperuntukkan untuk anak dibawah usia legal!

Happy reading~~

"LEPASKAN AKU!"

Seorang perempuan berteriak sambil menepis tangan laki-laki yang berstatus sebagai kekasihnya. Tapi, mungkin sebentar lagi akan menjadi mantan kekasih.

"Tidak, sebelum kau mendengar penjelasanku." Laki-laki itu kembali menahan tangan perempuan itu.

"Aku tidak mau, bukankah semuanya sudah jelas kau selingkuh dengan perempuan itu!" Bentak perempuan itu lagi.

"Kau salah paham Shiho."

"Salah paham apa hah?" Bentak wanita berkacamata itu lagi tapi kali ini air mata itu akhirnya lolos.

"K-kau pikir aku bodoh hiks.. J-jelas-jelas aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kau dan clientmu itu berciuman di dalam ruanganmu."

Pria itu mengusap wajahnya kasar, sungguh dia merasa bersalah dengan kekasihnya itu. Tangannya terulur berusaha merengkuh wanita yang sedang menangis itu.

"Kumohon dengarkan penjelasannya. Dia yang memulainya duluan, sungguh aku bahkan sangat terkejut tiba-tiba dia menciumku."

Wanita itu menggeleng, "Aku tidak butuh alasanmu lagi, mulai sekarang kita putus saja Shikamaru!" Ucap wanita bersurai pirang itu.

"Tidak, Shiho tolong jangan bersikap merepotkan." Pria yang tak lain adalah Shikamaru itu berusaha memeluk tubuh kekasihnya namun lagi-lagi wanita itu menepisnya.

"Kau menganggapku merepotkan?"

"Aku juga sudah lelah menjalani hubungan ini, aku lelah dengan keluargamu yang terus menghinaku dan keluargaku. Mulai sekarang kita tidak memiliki hubungan apa-apa lagi. Jadi, katakan pada Ibumu jika aku tidak akan mengganggumu lagi." Kalimat itu menjadi kata-kata terakhir yang di ucapkan Shiho untuk Shikamaru mantan kekasihnya.

Wanita itu kemudian masuk ke dalam rumahnya meninggalkan Shikamaru sendirian dengan rasa kesal, marah dan rasa bersalah memenuhi hati dan pikirannya.

"Sialan." Umpat pria itu menjambak surai hitamnya.

Pria itu kemudian mengepalkan tangannya, "Temari, semua gara-gara wanita iblis itu." Gumamnya dengan rahang mengeras.

Lima belas menit berlalu. Namun, pria dengan pakaian serba hitam yang bisa mengundang kecurigaan dari para tetangga itu masih tetap saja diam diposisinya dengan pandangan yang terus fokus menatap rumah mantan kekasihnya.

Berulang kali lelaki itu mencoba menghubungi Shiho tapi panggilannya terus saja ditolak oleh wanita itu sampai sebuah tepukan dibahu lelaki itu membuatnya tersentak.

"Shikamaru Nara?"

"Apa yang kau lakukan disini?"

Lelaki itu berbalik dan seorang pria bersurai merah yang berada di hadapannya itu membuatnya terkejut bukan main.

"Sasori? Apa yang kau lakukan disini?"

Sasori mendengus, "Hey, aku yang harusnya bertanya, apa yang sedang kau lakukan di depan gedung tempat tinggal sepupuku?" Tanya Sasori.

Shikamaru mengangkat alisnya, "Sepupu? Ahh, Haruno Sakura jadi tinggal disini?"

Sasori mengangguk, "Iya, dia tinggal di rumah atap yang ada di lantai tiga." Jawab lelaki bersurai merah itu.

"Ooh." Shikamaru mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Kau ingin mampir?" Tanya Sasori.

"Memangnya boleh? Maksudku ini sudah terlalu larut tidak baik bertamu malam-malam begini. Itu akan merepotkan."

DISTANCE [SASUSAKU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang