32

1.6K 137 1
                                    

Happy reading...

"Masuklah." Ujar Sakura memberikan jalan kepada pria bersurai merah yang berdiri di depan pintu apartemen.

Pria itu yang tak lain adalah Akasuna Sasori menatap wanit merah muda di depannya dengan tatapan khawatir.

"Apa yang terjadi, siapa yang melakukan semua ini padamu?" Ucapnya menangkup wajah cantik Sakura yang di hiasi memar itu.

"Maafkan aku, jika aku ada di rumah saat itu, pasti semua ini tidak akan terjadi." Ujarnya dengan raut wajah penuh rasa bersalah.

Sakura menghela napas, "Sudahlah aku tidak apa-apa, ini bukan salahmu. Ayo masuk, kita tidak akan berdiri selamanya di depan pintu ini bukan." Kesal Sakura menginggalkan pria merah itu di depan pintu.

"Ck. Jika saja kau tidak sakit seperti itu aku tidak akan segan-segan menyumbat mulutmu itu dengan sepatuku." Batin Sasori.

Pria merah itu kemudian masuk ke dalam, pandangan laki-laki itu mengedar menilai setiap sudut apartemen rivalnya saat di Universitas itu, " Tidak buruk" Gumamnya.

Mark mendudukkan dirinya di sofa yang ada di ruang tamu, "Jadi apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Sasori pada Sakura yang duduk di hadapannya.

Haruno Sakura kemudian mulai menceritakan semua yang terjadi padanya malam itu ke pada Sasori, mulai dari orang yang masuk melewati jendela kamarnya sampai dia di sekap dan hampir saja tertabrak mobil.

Sasori mengepalkan tangannya, "Kau yakin penculikan itu direncanakan?"

"Hmm. Aku sempat mendengar dua orang itu berbicara dengan seseorang di telepon." Jawab Sakura.

"Dia perempuan atau laki-laki?" Tanya Sasori.

"Laki-laki."

Sasori terdiam dengan kening berkerut memikirkan sesuatu, "Jika dia laki-laki berarti bukan Karin. Lalu siapa?" Tanya Sasori dalam hati.

Keheningan melanda keduanya, lalu Sasori menyadari sesuatu. "Dimana Sasuke?" Tanya pria itu.

"Dia pergi menemui Shikamaru." Jawab Sakura.

"Dia pergi?" Tanya Sasori dengan mata melotot, "Lalu meninggalkanmu sendiri di tempat ini? Pria macam apa yang meninggalkan wanitanya sendirian disini dalam keadaan seperti ini." Marah Sasori.

"Aku yang menyuruhnya untuk pergi." Ujar Sakura.

Sasori berdecak kesal, "Ck. Tetap saja di seharusnya dia tidak menurutimu."

Sakura menunduk diam tidak menanggapi pria itu lagi, karena jika dia kembali membantah perkataan Sasori pasti dirinya yang akan di omeli pria merah itu. Jadi, lebih baik diam saja.

"Sakura." Panggil Sasori.

Sakura mendongak, "Ya?"

"Bagaimana hubunganmu dengan Sasuke?" Tanya Sasori.

"Sebenarnya aku.."

"Apa?"

Sakura menarik napas dalam-dalam, "Sebenarnya aku dan Sasuke-kun memutuskan untuk bersama. Tapi-" Sakura menjeda kalimatnya, ia ragu menceritakan hal itu pada Sasori.

"Tapi?" Tanya Sasori dengan kening terangkat menunggu wanita itu melanjutkan kalimatnya.

"Aku takut." Ujar Sakura.

"Apa yang kau takutkan, bukankah kalian saling mencintai lalu apa lag-"

"Sasuke-kun sudah bertunangan." Potong Sakura.

"Tunangannya adalah Karin." Pria bersurai merah itu terdiam, tiba-tiba lidahnya menjadi kelu dan jantungnya berdetak begitu cepat, "K-karin? M-maksud-"

"Haruno Karin adikku."

DISTANCE [SASUSAKU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang