12

3.1K 218 7
                                        




Tiga orang yang duduk di ruang tamu flat Sakura sejak lima belas menit lalu diam dan tak berkutik, hening melanda di antara mereka bertiga. Tidak ada satu orang pun yang berniat memulai percakapan untuk mencairkan suasana.

Sakura yang duduk disebelah Sasuke hanya diam dan menundukkan keplanya. Sementara yang Sasuke lakukan kini adalah memandang sinis dan dingin kepada sosok laki-laki dengan surai merah yang duduk dihadapannya.

Sejujurnya Sasuke heran serta terkejut dengan kedatangan laki-laki bersurai merah itu.

Bahkan pria bermarga Akasuna itupun tahu password rumah Sakura, membuat Sasuke bertanya-tanya ada hubungan apa antara Sakura dan juga Setan merah menyebalkan itu.

"Kenapa kau memandang ku seperti itu? Kau kesal atau mungkin marah karena aku mengganggu kegiatanmu tadi?" Tanya pria itu pada Sasuke.

Sasuke membalasnya dengan decihan namun mata onyx nya yang tajam masih senantiasa menusuk pandangan hazel milik pria merah itu. Dasar tidak sopan.

"Haruno Sakura, bisa jelaskan padaku tentang apa yang aku lihat tadi?"

Sasuke mendengus kesal dengan pertanyaan yang pria itu berikan, "Maksudmu menjelaskan apa lagi. Bukankah kau melihat dengan jelas apa yang sedang kami lakukan. Atau kau buta?" Kesal Sasuke.

"I don't speak with you Mr. Sasuke Uchiha." Balas pria itu.

Sakura mengangkat kepalanya saat pria bersurai merah itu menyebutkan nama lengkap Sasuke, alisnya terangkat memikirkan bagaimana pria ini mengenal Sasuke.

"Kau mengenal Sasuke?" Tanya Sakura pada laki-laki bernama lengkap Akasuna Sasori. Biasa orang menyebutnya Pasir merah atau apalah itu.

Pria yang lima belas menit lalu memergokinya bersama Sasuke itu adalah satu-satunya sepupu yang ia miliki dari pihak sang ibu.

"Yes of course. He's my rival."

Jawaban yang Sasori lontarkan membuat Sakura membelalakkan matanya tak percaya, sungguh dunia ini benar-benar sempit pikirnya.

"Woah aku benar-benar tidak menyangka hubungan kalian sudah sejauh ini. Kenapa kau tidak pernah bercerita padaku jika kau sudah punya kekasih, dan itu adalah Sasuke." Ucapnya menatap kesal pada Sakura.

Sakura merotasi bola matanya dengan malas, "Dia bukan kekasihku."

"Apa?"

"Dia Presdir di tempatku bekerja."

Sasori benar-benar dibuat melongo, "Wow, Haruno Sakura aku benar-benar tidak menyangka, kau bahkan berpacaran dengan atasanmu sendiri"

"Dia bukan pacarku!" Ketus Sakura dan memandang sinis ke arah laki-laki yang menjabat sebagai sepupunya itu. Sedangkan Sasori memandang Sakura dengan tatapan meledek.

"Aku tetap tidak percaya. Jika kalian tidak memiliki hubungan kenapa sampai melakukan hal seperti tadi?" Tanyanya dengan mata melotot.

Sasuke berdehem menghentikan perdebatan dua orang itu, " Jika kalian lupa. Aku masih disini."

Sakura juga Sasori menghentikan perdebatan mereka dan mengalihkan pandangan mereka ke arah Sasuke.

"Lantas apa yang kau lakukan disini Setan merah sialan? Kenapa kau masuk kedalam rumah seorang perempuan tanpa permisi." Tanya Sasuke memandang sinis ke arah Sasori.

Sasori terkekeh membalas tatapan yang Sasuke hunuskan padanya, "Memangnya salah jika aku ingin mengunjungi sepupuku."

Sasuke mengerutkan dahinya, "Sepupu?"

"Yes, she's my sister." Tunjuknya pada Sakura.

Sasuke dengan wajah datarnya itu sebenarnya terkejut menerima fakta yang di lontarkan Sasori. Namun, wajah datarnya itu masih bisa menyembunyikan keterkejutannya.

Sasuke memandang wajah Sakura dan Sasori bergantian. Mereka bahkan tidak mirip walau wajah mereka berdua ya... Sakura cantik dan imut namun Sasuke enggan untuk mengakui bahwa Sasori memiliki wajah tampan.

Intinya Sasori dan Sakura tidak ada miripnya sama sekali.

"Jika kau membandingkan kemiripan wajah kami kau benar-benar bodoh. Aku dan Sakura hanya saudara sepupu jadi kami tentu saja tidak mirip."

Sasuke mendecih kesal mendengar ucapan Sasori, laki-laki itu kemudian berdiri membawa tubuhnya yang masih lemas itu ke arah dapur untuk meneguk segelas air, tenggorokannya terasa kering.

Sasori tidak memperdulikan Sasuke. Dia memandang Sakura yang duduk disofa yang ada dihadapannya dengan pandangan menyelidik.

"Kenapa?" Tanya Sakura kesal.

"Aku benar-benar tidak menyangka bahwa atasan dan bawahan bisa melakukan adegan panas seperti tadi. Hey! Kau bahkan sangat menikmatinya." Pekiknya sambil menunjuk Sakura.

"Kau bahkan melakukannya dengan pria brengsek seperti dirinya." Tunjuknya pada Sasuke yang baru saja mendaratkan bokongnya di sofa tepat disamping Sakura. Sedangkan Sasuke tidak peduli dengan Sasori yang mengatai dirinya brengsek.

"Kenapa kau kembali ke Jepang?" Kini Sakura yang buka suara.

Sasori kembali melipat tangannya di dada kemudian menyandarkan punggungnya disandaran sofa. "Aku sedang ada urusan bisnis di Jepang dan mungkin akan tinggal selama seminggu disini."

"Disini?" Sekarang gilirian Sasuke yang membuka suara. Pria raven itu menatap Sasori dengan tatapan tak sukanya.

Sasori terkekeh, "Ya disini. Di rumah Sakura, kenapa? Kau keberatan jika aku tinggal disini? Cih, kau takut aku akan melakukan sesuatu seperti yang kau lakukan tadi pada Sakura? Aku memang brengsek tapi aku masih waras untuk tidak melakannya pada adikku sendiri." Ketusnya.

"Bagus jika kau sadar." Balas Sasuke.

Sakura hanya diam memandang dua laki-laki yang saling melemparkan tatapan sinis satu sama lain. Dia masih tidak menyangka jika dua laki-laki brengsek ini saling mengenal.

Sialnya lagi tuhan mempertemukan dua orang brengsek ini pada dirinya. Sasori sebagai sepupunya dan Sasuke adalah laki-laki dari sebab semua penderitaan hidupnya.

Drrtt..drrtt..

Getaran yang berasal dari saku celana Sasuke berhasil memecahkan keheningan tiga orang yang sedang duduk diam dengan pikiran masing-masing itu.

Dengan malas Sasuke merogoh saku celananya dan segera menjawab panggilan telepon itu tanpa melihat nama yang tertera di layar ponselnya terlebih dahulu.

"Oy Sasuke." Suara seorang pria mengalun ditelinga Sasuke.

"Hn."

"Kau dimana?"

"Dirumah Sakura."

"APA?!"

Sasuke menjauhkan ponselnya dari telinga saat teriakan nyaring itu hampir memecahkan gendang telinganya.

"Akh. Oy! Suaramu membuat gendang telingaku pecah sialan." Umpat Sasuke yang berhasil membuat Sakura menatap laki-laki itu

"Cih merepotkan. Apa yang kau lakukan dirumah seorang perempuan pagi-pagi begini?" Tanya pria yang ada diseberang telepon.

"Menginap."

"Sudah berbaikan dengannya? Hah, jangan bilang kau pasti sudah melakukan itu bersama Sakura lagi."

Sasuke memutar bol matanya dengan malas, "Shikamaru, jika tidak penting akan ku matikan."

"Tsk, tunggu dulu. Aku ingin mengajakmu bertemu, ada yang ingin aku bicarakan."

"Hn, jam makan siang nanti bertemu di restoran milik Naruto."

Setelahnya Sasuke langsung memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak.

Kemudian Sasuke memasukkan benda persegi panjang itu kedalam saku celananya kembali lalu menatap Sakura yang tengah menatapnya.

"Cepat kemasi barang-barangmu, kau akan tinggal di apartemenku untuk satu minggu kedepan."

"A-apa?"

"WHAT?!"

To be continue

DISTANCE [SASUSAKU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang